120.000 CCTV Rumah Diretas, Rekaman Dijual Buat Konten Porno

1 hour ago 2

Jakarta, CNBC Indonesia - Polisi Korea Selatan menangkap empat orang yang diduga meretas lebih dari 120.000 CCTV rumah dan bisnis, lalu memanfaatkan rekamannya untuk membuat konten eksploitasi seksual yang dijual ke situs luar negeri.

Dalam pernyataan resmi dikutip dari BBC International, Senin (1/12/2025), Kepolisian Nasional Korsel mengatakan, para pelaku menyasar kamera Internet Protocol (IP camera) yang memiliki celah keamanan sederhana, termasuk penggunaan kata sandi mudah ditebak. Kamera jenis ini banyak dipakai sebagai pengganti CCTV karena lebih murah dan bisa terhubung langsung ke jaringan internet rumah.

Lokasi kamera yang diretas tersebar di rumah pribadi, ruang karaoke, studio Pilates, hingga klinik ginekologi. Kejadian ini menimbulkan kekhawatiran serius soal privasi warga.

Polisi menyebut keempat tersangka bekerja secara terpisah, tanpa saling berkoordinasi. Salah satu tersangka diduga meretas 63.000 kamera dan memproduksi 545 video eksploitasi seksual, lalu menjualnya dengan nilai 35 juta won (sekitar Rp 172 juta) dalam bentuk aset virtual.

Tersangka lainnya diduga meretas 70.000 kamera dan menjual 648 video senilai 18 juta won (sekitar Rp 88 juta). Kedua individu ini menghasilkan sekitar 62% dari seluruh video eksploitasi yang diunggah selama satu tahun terakhir di sebuah situs ilegal yang mendistribusikan rekaman hasil peretasan IP camera.

Polisi tengah berupaya memblokir dan menutup situs tersebut serta bekerja sama dengan lembaga internasional untuk mengidentifikasi operatornya.
Selain itu, tiga orang yang diduga membeli dan menonton video ilegal tersebut juga sudah diamankan.

"Peretasan IP camera dan perekaman ilegal menimbulkan penderitaan besar bagi korban. Ini kejahatan serius dan akan kami tindak tegas," ujar kepala penyelidikan siber Kepolisian Nasional Korea, Park Woo-hyun.

Ia menegaskan, menonton atau memiliki konten ilegal juga merupakan tindak kriminal. Otoritas telah memberi tahu korban yang teridentifikasi di 58 lokasi, sekaligus membantu menghapus dan memblokir konten yang tersebar dan upaya penelusuran korban lain masih berlangsung.

Polisi juga mengingatkan, pengguna yang memasang kamera IP di rumah maupun tempat usaha harus lebih waspada.

"Yang paling penting adalah mengganti kata sandi secara rutin dan segera ketika ada potensi kebocoran," tulis Kepolisian Nasional Korsel.

(hsy/hsy)
[Gambas:Video CNBC]

Read Entire Article
Kabar Sehat | Legenda | Hari Raya | Pemilu |