AS Mungkin Bisa Punya Calon Presiden Muslim, Bukti Muncul di New York

11 hours ago 3

Jakarta, CNBC Indonesia - Zohran Mamdani tengah mencuri perhatian dalam politik Amerika Serikat (AS). Politikus progresif berusia 34 tahun itu kini memimpin jajak pendapat untuk pemilihan Wali Kota New York, mengalahkan mantan Gubernur Andrew Cuomo.

Melansir AFP, Selasa (28/10/2025), banyak pihak yang menilai kebangkitan Mamdani menjadi simbol gairah baru sayap kiri Partai Demokrat yang tengah terpuruk. apalagi Partai Demokrat saat ini menghadapi krisis kepercayaan publik.

Hal ini bukan main-main. Berdasarkan jajak pendapat Wall Street Journal pada Juli lalu, 63% pemilih AS menilai partai itu secara negatif, menjadi tingkat terendah dalam tiga dekade terakhir.

Calon Wali Kota New York, Zohran Mamdani. (Instagram/zohrankmamdani)Foto: Zohran Mamdani. (Instagram/zohrankmamdani)

"Partai Demokrat perlu terhubung kembali dengan basis tradisionalnya, terutama warga berpenghasilan rendah dan pemilih muda," ujar profesor ilmu politik di Universitas New York, John Kane.

Mamdani yang lahir di Uganda berasal dari keluarga Muslim keturunan India. Ia menjadi warga AS pada 2018.

Ia menawarkan platform politik berfokus pada keterjangkauan hidup di kota besar. Ia mengusung pembekuan kenaikan sewa, layanan bus gratis, serta penitipan anak tanpa biaya.

Perlawanan kerasnya terhadap petahanan Presiden AS Donald Trump juga membuatnya populer di kalangan pendukung Demokrat. Trump sendiri berasal dari Partai Republik.

"Daya tarik simbolisnya besar di saat banyak pemilih merasa tidak berdaya," kata Kane.

Hal sama juga dikatakan profesor ilmu politik di Universitas Johns Hopkins, Daniel Schlozman. Ia menilai fenomena Mamdani sebagai bukti kaum kiri Amerika masih bersemangat, merujuk pemilu presiden (pilpres) nanti.

Namun, ia mengingatkan bahwa New York tidak mewakili seluruh AS. Ia menilai isu keterjangkauan yang diusung Mamdani bisa relevan, tetapi pendekatannya mungkin sulit diterima di negara bagian yang lebih konservatif.

"Antusiasme terhadap Mamdani adalah satu hal, tapi kemenangan lokal tidak otomatis berarti keberhasilan nasional bagi Demokrat," jelas Schlozman.

Selain itu, asal-usul dan pandangan progresif Mamdani bisa menjadi tantangan di luar kota besar. "Di luar kota seperti New York, pandangannya tentang polisi atau latar belakang agamanya bisa menjadi hambatan," ujar Kane.

Partai Republik juga disebut berupaya memanfaatkan figur Mamdani sebagai bahan serangan terhadap kebijakan Demokrat. Trump bahkan telah menjulukinya "komunis kecil."

"Banyak orang di Partai Demokrat mungkin menganggap Mamdani membawa pesan yang benar, tetapi dengan pembawa pesan yang salah," tambah Kane.

Sejauh ini, para tokoh moderat seperti Pemimpin Minoritas Senat Chuck Schumer masih menahan dukungan. Meski begitu, kemunculan Mamdani dianggap menggambarkan keresahan generasi muda dan pekerja di tengah naiknya biaya hidup di AS.

Pilpres AS sendiri akan berlangsung 2028. Pekan lalu, mantan Wakil Presiden AS Kamala Haris menunjukkan indikasi akan kembali mencalonkan diri sebagai capres Partai Demokrat.


(tfa/șef)
[Gambas:Video CNBC]

Next Article Cetak Sejarah, Muslim Bakal Jadi Wali Kota New York AS

Read Entire Article
Kabar Sehat | Legenda | Hari Raya | Pemilu |