BBM Baru RI B50 Bakal Terbit Tahun Depan, Berapa Harganya?

3 hours ago 1

Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menargetkan penerapan bahan bakar minyak (BBM) jenis solar dengan campuran bahan bakar nabati biodiesel berbasis minyak sawit sebesar 50% atau B50 dapat terealisasi pada tahun 2026.

Menteri ESDM Bahlil Lahadalia membeberkan pihaknya saat ini tengah mencari formulasi harga yang tepat bersama Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS), sehingga implementasi B50 tidak membebani konsumen dan sektor industri.

"Kita sekarang impor kurang lebih sekitar 1 juta barel per day. Kita nggak mungkin menjadi swasembada kalau tidak kita meningkatkan lifting kita," ujar Bahlil usai acara Anugerah Subroto di Jakarta dikutip Senin (27/10/2025).

Oleh sebab itu, untuk mengurangi ketergantungan terhadap impor energi pemerintah gencar menggenjot penerapan B50. Meski demikian, ia mengakui implementasi B50 akan menghadapi tantangan, terutama bagi pelaku usaha sektor tambang dan transportasi karena berpotensi meningkatkan biaya operasional.

"Sekarang saja dari B35 menuju B40 ada terjadi perbedaan. Tapi tidak apa-apa, saya dengan BPDPKS lagi mencari formulasi, boleh B50 tapi harganya tidak boleh naik terlalu banyak. Sekarang kita lagi cari celahnya untuk bisa kita clear-kan," kata Bahlil.

Sebelumnya, Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Yuliot Tanjung mengungkapkan pemerintah tengah mempersiapkan rencana penerapan B50 untuk mengurangi ketergantungan terhadap energi fosil.

"Jadi, kita mengharapkan B50 tahun 2026 itu bisa diimplementasikan. Ya berarti kalau B50, ketergantungan kita terhadap energi fosil itu kan bisa dikurangi," ujar Yuliot di Jakarta, Selasa (23/9/2025).

Yuliot menilai penerapan B50 akan berdampak positif terhadap pengembangan energi bersih dan lingkungan sekitar. Hal ini juga sebagai bagian dari rencana pemerintah untuk mencapai net zero emission. "Justru ini menjadi lebih baik ke depan. Ini bagian kita juga untuk pencapaian net zero emission," ujarnya.

Menurut dia, saat ini pemerintah masih melakukan assessment untuk memastikan ketersediaan Fatty Acid Methyl Ester (FAME) sebagai bahan baku biodiesel.

Terlebih, kebutuhan FAME untuk penerapan B45 diproyeksikan sekitar 17 juta kiloliter, sementara untuk kebutuhan B50 akan meningkat menjadi sekitar 19 juta kiloliter. "Jadi, dari assessment ini ya kita melakukan. Ini pemetaan itu apakah itu bisa, tapi kita dorong implementasinya adalah B50 untuk tahun 2026," kata Yuliot.


(pgr/pgr)
[Gambas:Video CNBC]

Next Article Siap-Siap, RI Punya 'BBM Baru' Tahun Depan

Read Entire Article
Kabar Sehat | Legenda | Hari Raya | Pemilu |