Benarkah Sakit Kepala Sebelah Terus-menerus Bisa Jadi Tumor Otak?

2 days ago 8

Jakarta -

Sakit kepala sebelah atau migrain bukanlah hal asing yang bagi banyak orang. Tapi, bagaimana jika keluhan ini terjadi terus menerus dan tak kunjung membaik?

Tak hanya mengganggu aktivitas, kondisi ini juga bisa memicu kekhawatiran. Benarkah sakit kepala berkepanjangan bisa jadi tanda dari tumor otak?

Sakit Kepala Sebelah Terus-menerus Bisa Jadi Tumor Otak?

Sakit kepala merupakan gejala tumor otak yang paling umum. Dikutip dari Mayo Clinic, sakit kepala terjadi pada sekitar setengah dari penderita tumor otak.

Spesialis Saraf, dr Zicky Yombana, SpS, memaparkan bahwa sakit kepala dibagi menjadi dua, yaitu primer, yang tidak berbahaya dan sekunder, yang berbahaya. Sakit kepala sebelah atau migraine masuk ke dalam kategori sakit kepala primer.

"Yang nggak bahaya misalnya contohnya, karena misalnya orang sakit kepala tipe tegang, migraine, atau namanya klaster gitu ya," kata dr Zicky kepada detikcom.

Sementara, sakit kepala sekunder bisa meliputi pendarahan otak, tumor otak, dan infeksi otak. Kendati demikian, setiap durasi sakit kepala yang dirasakan harus diwaspadai.

"Nah ini, jadi setiap ada sakit kepala, kita harus pikirkan kemungkinan yang jelek dulu," kata dr Zicky.

Menurut dr Zicky, jika ada sakit kepala yang tidak kunjung hilang, atau tidak bisa diatasi dengan obat, maka selalu berhati hati, apakah sakit kepala ini mengacu ke sekunder.

"Kalau dia dibilang sampai ke arah tumor, biasanya kita sebut namanya kronik progresif. Kronik progresif itu kurang lebih hitungannya bulanan sampai tahunan," kata dr Zicky.

Sehingga, dr Zicky menyarankan untuk memeriksakan diri jika sakit kepala tidak kunjung hilang, meski hanya 1-3 bulan.

Gejala Tumor Otak

Tanda dan gejala tumor otak bergantung pada lokasi dan ukuran tumor. Gejalanya juga bisa bergantung pada seberapa cepat tumor otak tumbuh. Adapun beberapa gejala umum tumor otak, yaitu:

  • Sakit kepala atau tekanan yang memburuk di kepala di pagi hari
  • Sakit kepala yang terjadi lebih sering dan tampak lebih parah
  • Sakit kepala yang kadang-kadang digambarkan sebagai migrain
  • Mual dan muntah
  • Masalah penglihatan, seperti, penglihatan kabur, melihat ganda atau kehilangan penglihatan pada sisi penglihatan Anda.
  • Kehilangan perasaan atau gerakan pada lengan atau kaki.
  • Masalah keseimbangan.
  • Masalah bicara.
  • Merasa sangat lelah.
  • Kebingungan dalam hal sehari-hari.
  • Masalah memori.
  • Kesulitan mengikuti perintah sederhana.
  • Perubahan kepribadian atau perilaku.
  • Kejang, terutama jika tidak ada riwayat kejang.
  • Masalah pendengaran.
  • Pusing atau perasaan dunia berputar, disebut juga vertigo.
  • Merasa sangat lapar dan berat badan bertambah.

Penyebab Tumor Otak

Tumor otak yang bermula dari pertumbuhan sel-sel di dalam otak disebut dengan tumor otak primer. Awalnya, tumor ini mungkin bermula langsung di dalam otak atau di jaringan sekitarnya. Tumor otak juga bisa terjadi di saraf, kelenjar pituitari, dan kelenjar pineal.

Kondisi ini terjadi ketika sel-sel di dalam atau di dekat otak mengalami perubahan DNA. DNA sel menyimpan instruksi yang memberitahu sel apa yang harus dilakukan.

Perubahan ini memerintahkan sel untuk tumbuh dengan cepat dan terus hidup, namun sel-sel sehat akan mati, sebagai bagian dari siklus hidup alami mereka. Hal tersebut menyebabkan banyaknya sel tambahan di otak. Sel-sel ini bisa membentuk pertumbuhan yang disebut dengan tumor.

Kendati demikian, penyebab perubahan DNA yang memicu tumor otak masih belum jelas. Meski jarang terjadi, orang tua bisa mewariskan perubahan DNA pada anak-anak mereka. Perubahan ini bisa meningkatkan risiko terkena tumor otak.

Kapan Harus Periksa ke Dokter?

Jika mengalami gejala umum tumor otak, terutama jika sakit kepala terasa berbeda dari yang biasa dialami atau semakin parah, sebaiknya dilakukan pemeriksaan, meski belum dipastikan bahwa pasien mengalami tumor otak.

Jika dokter umum tidak bisa mengidentifikasikan kemungkinan penyebab gejala, pasien mungkin akan dirujuk ke dokter spesialis otak dan sistem saraf (neurolog) untuk menjalani pemeriksaan dan tes lebih lanjut, seperti pemindaian otak menggunakan CT Scan atau MRI.


(elk/tgm)

Read Entire Article
Kabar Sehat | Legenda | Hari Raya | Pemilu |