Jakarta, CNBC Indonesia - PT Pindad dan Badan Pengelola Dana Perkebunan (BPDP) melakukan penandatanganan kerjasama strategis untuk pendanaan pengembangan fasilitas produksi industri pertahanan yang berdaya saing. Penandatangan dilakukan di area Divisi Munisi PT Pindad, Turen, Malang, Jawa Timur.
Kerjasama ini merupakan babak penting dalam memperkuat kemandirian industri pertahanan nasional. Selain itu dilakukan juga Penandatanganan antara Direktur Teknologi dan Pengembangan PT Pindad Prima Kharisma dengan Rektor Institut Teknologi Bandung (ITB) Tatacipta Dirgantara tentang penguatan kapasitas riset dan pengembangan teknologi terapan di bidang manufaktur pertahanan.
Penandatanganan disaksikan oleh Staf Ahli Bidang Konektivitas dan Pengembangan Jasa Kemenko Perekonomian Dida Gardera, serta dihadiri oleh Direktur Utama BPDP Eddy Abdurrachman, Rektor ITB Tatacipta Dirgantara, dan Direktur Utama PT Pindad Sigit P. Santosa.
Melalui kerja sama ini, BPDP akan memberikan dukungan pendanaan dan fasilitasi program strategis nasional dalam rangka percepatan pembangunan infrastruktur industri pertahanan berbasis sumber daya alam dalam negeri. Sementara itu, PT Pindad sebagai industri strategis akan memperkuat rantai pasok dalam negeri, mengoptimalkan hilirisasi, serta mengurangi ketergantungan impor bahan baku alutsista.
Pemerintah melalui Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian menyatakan bahwa proyek ini sejalan dengan Prioritas 5 RPJMN 2025-2029 tentang "Melanjutkan Hilirisasi dan Mengembangkan Industri Berbasis Sumber Daya Alam untuk Meningkatkan Nilai Tambah di Dalam Negeri".
Staf Ahli Bidang Konektivitas dan Pengembangan Jasa Kemenko Perekonomian Dida Gardera menegaskan bahwa dukungan terhadap pengembangan fasilitas produksi industri pertahanan yang berdaya saing merupakan bagian dari strategi besar industrialisasi nasional. Kerjasama PT Pindad dan BPDP diharapkan menjadi tonggak penting dalam mengurangi ketergantungan impor dan memperkuat ekosistem industri pertahanan berbasis riset dan inovasi dalam negeri.
Lebih lanjut, kerjasama ini mencerminkan model kolaborasi triple-helix, yakni sinergi antara pemerintah, akademisi dan industri. Akademisi (ITB) mendukung riset dan pengembangan teknologi terapan, industri (PT Pindad) mengimplementasikan dan mengkomersialkan teknologi, serta Pemerintah melalui BPDP sebagai fasilitator kebijakan dan pendanaan.
Dengan adanya pabrik bahan baku industri alutsista ini, diharapkan terwujud:
- Peningkatan nilai tambah dari sumber daya dalam negeri untuk sektor industri pertahanan.
- Pengurangan ketergantungan impor komponen strategis pertahanan.
- Pengembangan tenaga kerja terampil serta riset teknologi nasional di bidang industri strategis.
- Dampak ekonomi regional melalui investasi dan pengembangan fasilitas industri di Malang dan sekitarnya.
(wur/wur)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Wow Prabowo, RI Resmi Borong 48 Jet Tempur Canggih Turki KAAN