1 hour ago
1
Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Investasi dan Hilirisasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menargetkan pembangunan fasilitas pengolahan atau hilirisasi kelapa di Morowali, Sulawesi Tengah, akan rampung pada pertengahan tahun 2026 mendatang.
Proyek tersebut didanai oleh investasi China hingga US$ 100 juta setara Rp 1,66 triliun (asumsi kurs Rp 16.616 per US$).
Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala BKPM Rosan Roeslani memproyeksikan fasilitas tersebut mampu menyerap hasil perkebunan rakyat secara masif hingga 500 juta butir kelapa per tahunnya.
"Yang di mana di bidang saya contohkan sedikit di bidang perkebunan yaitu di kelapa, kita juga sudah mulai di kelapa di daerah kebetulan Morowali investasi yang masuk kurang lebih US$ 100 juta," ujarnya dalam Rapat Kerja dengan Komisi XII DPR RI, Jakarta, dikutip Rabu (3/12/2025).
Rosan menjelaskan bahwa keberhasilan menarik modal asing ini bermula dari upaya 'jemput bola' yang dilakukan pemerintah langsung ke China. Sebelumnya, kelapa asal Indonesia lebih banyak diekspor mentah ke negara tersebut, sehingga pemerintah meyakinkan investor untuk memindahkan basis produksinya ke Indonesia.
"Kita berhasil mendapatkan investasi yang masuk karena pada sebelumnya kami melihat kelapa-kelapa kita ini banyak diekspor ke China dan oleh sebab itu kita terbang ke sana meyakinkan mereka untuk membuka pabriknya di sini dan sehingga harga kelapanya juga makin meningkat di sini," jelasnya.
Selain menyerap bahan baku dalam jumlah besar, operasional pabrik ini nantinya dipastikan memberikan dampak signifikan terhadap ketersediaan lapangan kerja di wilayah tersebut.
"Insya Allah pada pertengahan tahun 2026 ini pabriknya akan selesai di daerah Morowali dan itu akan menyerap 500 juta butir kelapa setiap tahunnya," imbuhnya.
"Tetapi penciptaan lapangan pekerjaannya ini mencapai 10.000 orang," tandasnya.
(pgr/pgr)
[Gambas:Video CNBC]
