Danantara Turun Gunung, Masuk Proyek Baterai EV dengan Huayou dan CATL

4 hours ago 1

Jakarta, CNBC Indonesia - Badan Pengelola Investasi (BPI) Daya Anagatha Nusantara (Danantara) dipastikan bakal masuk dalam konsorsium pengembangan dua proyek ekosistem baterai kendaraan listrik (Electric Vehicle/EV). Yaitu proyek yang dibangun bersama Zhenjian Huayou Cobalt maupun bersama Contemporary Amperex Technology (CATL).

Menurut Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Bahlil Lahadalia, porsi Indonesia tetap masih akan lebih besar dalam konsorsium bersama Huayou. Sebelumnya Huayou menggantikan porsi LG Energi Solution dalam pengembangan ekosistem baterai kendaraan listrik.

"Yang sudah firm sekarang adalah di angka 51% (Porsi Indonesia) di hulu," kata Bahlil, usai Rapat Terbatas (Ratas) di Istana Negara, Kamis (22/5/2025).

Namun menurut Bahlil dalam proses Joint Venture (JV) berikutnya porsi Indonesia disepakati hanya 30%. Meski Presiden Prabowo Subianto meminta dinegosiasi supaya naik menjadi 40% - 50%, karena BPI Danantara bakal ikut serta dalam konsorsium ini.

"Ini arahan bapak presiden, kita akan memaksimalkan untuk di atas 40%, bahkan sampai dengan 50%, tapi semua itu dalam proses negosiasi," kata Bahlil.

Tak cuma dengan konsorsium Huayou, Bahlil mengatakan Danantara juga akan masuk dalam konsorsium proyek baterai EV CATL.

"Alhamdulillah Danantara juga masuk yang tadinya diambil oleh IBC (Indonesia Battery Corporation) yang sudah diinjeksi oleh Danantara dan pemegang saham hulu di mining 51% oleh Antam, itu Danantara juga. Dan di JV berikutnya itu sama dengan komposisi daripada JV yang dilakukan oleh Huayou," kata Bahlil.

CEO BPI Danantara Rosan Roeslani mengungkapkan bahwa pihaknya masuk dalam konsorsium bersama Huayou untuk memperkuat konsorsium. Sehingga kepemilikan Indonesia bisa menjadi mayoritas.

"Diharapkan kepemilikan proyek ini bisa mayoritas berada di konsorsium Indonesia baik melalui BUMN maupun juga bersama-sama dengan Danantara langsung," kata Rosan.

Sedangkan dengan CATL, harapannya porsi Danantara dalam proyek mampu membantu dalam hal jika ada kendala pendanaan. "Sejak ada Danantara ini, pendanaan kita yang membantu karena kita melihat pekerjaan proyek ini sangat baik dari segi return, segi pekerjaan, juga dampak perekonomiannya," katanya.

Seperti diketahui ada dua mega proyek dalam pengembangan ekosistem baterai kendaraan listrik. Yakni proyek Titan yang konsorsiumnya diisi oleh PT Indonesia Battery Corporation (IBC) selaku perusahaan induk, PT Aneka Tambang (Antam), PT Pertamina, dan PT PLN, dan Huayou yang menggantikan LG.

Selain itu juga ada konsorsium bersama CATL melalui anak usahanya Ningbo Contemporary Burnp Legend Co. Ltd yang dinamakan proyek Dragon. Kedua proyek ini fokus pada rantai pembuatan baterai listrik di Indonesia dari hulu ke hilir.


(pgr/pgr)

Saksikan video di bawah ini:

Video: China Bakal Nambah Investasi Rp 335,56 T di Proyek Baterai RI

Next Article Video: Kelola Rp 14.000 Triliun, Prabowo: Danantara bisa dicek siapa p

Read Entire Article
Kabar Sehat | Legenda | Hari Raya | Pemilu |