Jakarta, CNBC Indonesia - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat separuh penduduk Ibu Kota Nusantara (IKN) di Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, merupakan generasi Z dan milenial.
Calon ibukota yang baru berdiri ini berpenduduk 147,43 ribu jiwa atau sebanyak 43.293 rumah tangga, diisi dengan 67,91% penduduk yang berada pada usia produktif.
Angka ini merupakan hasil Pendataan Penduduk Ibu Kota Nusantara (PPIKN) Tahun 2025 yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS) bersama Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) dan Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN).
Melansir keterangan resminya, delineasi wilayah IKN mencakup Kabupaten Kutai Kartanegara dan Kabupaten Penajam Paser Utara. Berdasarkan sebarannya, konsentrasi penduduk tertinggi berada di Desa Samboja Kuala, Desa Muara Jawa Ulu, Desa Muara Jawa Pesisir, dan Desa Telemow, dengan kepadatan lebih dari 400 jiwa per kilometer persegi.
Wilayah tersebut menjadi pusat aktivitas penduduk dan dengan demikian dapat menjadi prioritas dalam penyediaan layanan dasar dan infrastruktur IKN kedepan.
BPS turut mencatat rasio ketergantungan sebesar 47,25. Artinya, setiap 100 penduduk usia produktif di IKN menanggung sekitar 47-48 penduduk usia nonproduktif. Adapun, jumlah penduduk laki-laki tercatat lebih banyak dibandingkan perempuan, dengan rasio jenis kelamin sebesar 106.
"Fakta menarik juga diungkap oleh BPS, bahwa penduduk tertua di IKN berusia 108 tahun, seorang perempuan kelahiran Ujung Pandang yang lahir di penghujung Perang Dunia Pertama," dalam keterangan resminya dikutip Jumat (19/12/2025).
Dari sisi mobilitas penduduk, sebanyak 41,16%penduduk IKN tercatat lahir di luar wilayah IKN, sementara 6,03% merupakan penduduk yang berpindah ke IKN dalam lima tahun terakhir. Tiga provinsi asal migrasi masuk terbesar ke IKN adalah Kalimantan Timur sebesar 29,20%, Sulawesi Selatan sebesar 20,36%, dan Jawa Timur sebesar 12,91%.
PPIKN 2025 juga merekam kondisi kesehatan dan sosial penduduk. Angka kematian bayi tercatat berada pada kisaran 14-15 per 1.000 kelahiran hidup, sedangkan angka kematian ibu berada pada kisaran 143 per 100.000 kelahiran hidup. BPS turut mencatat angka kelahiran total di IKN sebesar 2,14.
"Angka ini lebih rendah dibandingkan rata-rata jumlah anak yang diinginkan oleh perempuan usia 15-49 tahun di IKN (2,59) yang menunjukkan adanya underachieved fertility di IKN," tulis keterangannya.
Selain itu, pendataan ini menghasilkan data geotagging keberadaan rumah tangga yang bermanfaat dalam mendukung intervensi kebijakan secara spasial. Data BPS menunjukkan masih terdapat 232 rumah tangga atau 0,54%dengan lantai terluas rumah berupa tanah, 142 rumah tangga (0,33%) yang tidak memiliki fasilitas buang air besar, 530 rumah tangga (1,22%) yang masih memanfaatkan air hujan sebagai sumber air minum utama, serta 49 rumah tangga (0,11%) yang belum mendapat aliran listrik.
(haa/haa)
[Gambas:Video CNBC]

6 hours ago
2

















































