Jakarta -
Pijat bayi merupakan salah satu metode stimulasi sentuhan yang telah terbukti mampu mendukung perkembangan motorik, sensorik, dan emosional bayi. Stimulasi sentuhan adalah rangsangan yang dilakukan sejak bayi baru lahir (bahkan sebaiknya sejak di dalam kandungan) dilakukan setiap hari, untuk merangsang semua sistem indera pendengaran, penglihatan, perabaan, pembauan, pengecapan (Wijayanti & Edmiandini, 2017). Salah satu bentuk stimulasi yang bisa dilakukan sejak bayi lahir adalah dengan pijat bayi yang dapat dilakukan oleh ibu. Berdasarkan penelitian T. FIeld & Scafidi dari Universitas Miami, AS, terapi sentuhan (pijat) bisa memberikan efek positif secara fisik, antara lain kenaikan berat badan bayi dan peningkatan produksi ASI. Hasil penelitiannya yaitu bayi mengalami kenaikan berat badan 20 - 47 persen perhari setelah dipijat dibandingkan kelompok bayi yang tidak dipijat. Ini disebabkan bayi yang dipijat mengalami peningkatan kadar enzim penyerapan dan insulin sehingga penyerapan terhadap sari makanan pun menjadi lebih baik. Dengan begitu bayi menjadi lebih cepat lapar karena lebih sering menyusu sehingga meningkatkan produksi ASI (Putri, Alissa 2016). Bayi yang mengalami banyak sentuhan, khususnya dari ibu bisa mengurangi depresi dan kecemasan, tidurnyapun bertambah tenang diikuti bertambahnya berat badan.
Sangat disayangkan, ketika ibu yang memiliki bayi tetapi belum memahami manfaat serta mengetahui teknik yang benar dari memijat bayi. Oleh karena itu, sebagai bentuk nyata Kampus Jakarta dari Universitas Esa Unggul yang memiliki lokasi berdekatan dengan Posyandu Guji Baru Jakarta Barat, berupaya melaksanakan pelatihan bagaimana memijat bayi yang benar kepada kelompok para ibu di Posyandu. Kegiatan ini memberikan edukasi dan pelatihan yang disampaikan oleh narasumber ahli yaitu Donna Alifia, Amd. Keb, CHE berlatar belakang bidang ilmu kebidanan memahami dan berpengalaman dalam pemijatan bayi. Kegiatan dilaksanakan oleh Tim Pengabdian kepada masyarakat. Tim terdiri atas Tisa Putrinda, S.Sn., M.Sn. selaku ketua, dengan anggotanya Irma Damayantie, S.Ds., M.Ds, Erwin Rezasyah, S.Ds, M.I.D dan didampingi beberapa mahasiswa. Tim berlatar belakang bidang ilmu Desain Komunikasi Visual dan Desain Interior juga berupaya memberikan edukasi lewat media buku saku yang menarik dan efisien tentang panduan pijat bayi yang benar.
Duri Kepa adalah kelurahan yang terletak di Kecamatan Kebon Jeruk, Jakarta Barat, provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta, Indonesia. Kelurahan ini memiliki penduduk terbanyak di kecamatan Kebon Jeruk, yakni 73.972 jiwa (2021). Rukun Warga (RW) 02 Duri Kepa memiliki Posyandu Guji Baru yang memberikan pelayanan kesehatan kepada ibu hamil, bayi ,balita, remaja, dan lansia. Posyandu Guji Baru terletak di Jl. Patra Guji Baru, RT.05/RW.02 Duri Kepa. Jumlah bayi dan balita cukup banyak, yaitu sekitar 125 orang. Pelayanan dilakukan sejak pagi hingga siang hari. Menurut laporan dari Ketua Posyandu Guji Baru, jumlah bayi dan balita di kawasan ini adalah yang tertinggi dibandingkan RT maupun RW lain sekitar Kelurahan Duri Kepa.
Kegiatan abdi masyarakat dilaksanakan pada pada hari Jumat, 14 Februari 2025 dimulai pukul Pukul 08.00 hingga pukul 11.00 WIB. Pelatihan ini diawali dengan pemberian edukasi tentang mengapa perlu melakukan pijat bayi, manfaat pijat bayi, lalu dilanjutkan dengan demonstrasi langsung diiringi pemijatan yang dilakukan bersamaan oleh peserta. Jumlah peserta yang hadir sekitar 35 orang yang terdiri dari para ibu serta bayi yang turut serta dibawa pada saat pelatihan. Para peserta diajak untuk mempraktikkan langsung teknik pijat dan mencoba pada bayi masing-masing di bawah pengawasan narasumber ahli.
Materi yang disampaikan meliputi pengenalan, manfaat, waktu yang tepat melakukan pijat bayi, posisi memijat, peralatan yang perlu disiapkan, tanda-tanda bayi yang siap atau tidak nyaman untuk dipijat, serta materi inti yaitu tata cara tahapan mememijat bayi yang benar. Kegiatan pelatihan pijat bayi berlangsung selama kurang lebih 1 hingga 2 jam. Setelah narasumber menjelaskan cara memijat bayi yang benar, kegiatan dilanjutkan dengan sesi tanya jawab, yang dijawab satu persatu oleh narasumber dengan lengkap dan jelas. sebagai penutup kegiatan pemijatan bayi diberikan hadiah bagi peserta yang hadir paling awal, dan peserta yang aktif mengajukan pertanyaan yang baik.
Peserta pelatihan sangat antusias mengikuti kegiatan ini. Beberapa ibu mengaku baru pertama kali mengetahui manfaat menyeluruh dari pijat bayi, karena selama ini, peserta hanya memijat bayi jika bayi sakit dengan membawa bayi ke dukun pijat. Mereka juga merasa lebih percaya diri untuk mempraktikkannya di rumah. Karena selain mendapatkan pelatihan langsung dari narasumber ahli, para peserta juga mendapatkan buku saku (booklet) panduan pijat bayi yang kecil dan praktis bisa dibawa pulang sehingga peserta dapat mempraktikkan pemijatan di rumah masing masing. Menurut ketua Posyandu Ibu Nurasia, kegiatan seperti ini sangat bermanfaat karena meningkatkan pemahaman dan keterlibatan para ibu dalam perawatan bayi. Harapannya, kegiatan serupa bisa terus dilakukan secara berkala dengan materi kesehatan lainnya.
Catatan redaksi: Penulis merupakan dosen DKV Universitas Esa Unggul
(up/up)