Eropa Mulai Melawan, Siapkan Tarif Balasan 25% kepada Amerika Serikat

10 hours ago 4

Jakarta, CNBC Indonesia - Ketegangan perdagangan lintas Atlantik kembali memanas setelah Komisi Eropa mengajukan tarif balasan sebesar 25% terhadap berbagai produk asal Amerika Serikat.

Langkah ini merupakan respons langsung atas kebijakan tarif Presiden Donald Trump terhadap baja dan aluminium dari Eropa, yang dinilai oleh Uni Eropa sebagai tindakan proteksionis sepihak yang merugikan hubungan dagang jangka panjang.

Menurut dokumen yang diperoleh Reuters, Komisi Eropa menetapkan bahwa sebagian tarif tersebut akan mulai berlaku pada 16 Mei, sementara sisanya akan diterapkan pada 1 Desember.

Produk-produk yang dikenai tarif sangat beragam, mulai dari berlian, telur, benang gigi, sosis, hingga unggas. Adapun tarif untuk produk seperti almond dan kedelai akan diberlakukan pada Desember.

Kepala urusan perdagangan Uni Eropa, Maros Sefcovic, menyatakan bahwa meskipun tarif balasan ini dirancang untuk memberikan tekanan, nilainya diperkirakan akan lebih kecil dari estimasi awal sebesar 26 miliar euro.

"Langkah ini menunjukkan komitmen kami untuk menjaga keseimbangan dalam hubungan perdagangan internasional tanpa memperkeruh situasi yang sudah tegang," ujar Sefcovic, dilansir Reuters, Selasa (8/4/2025).

Namun demikian, Komisi Eropa telah menghapus beberapa produk sensitif dari daftar awal yang disusun pada Maret lalu. Produk-produk seperti bourbon, wine, dan produk susu dicoret dari daftar tersebut setelah Trump mengancam akan menerapkan tarif balasan sebesar 200% terhadap minuman beralkohol dari Eropa jika tarif terhadap bourbon diberlakukan.

Ancaman ini sangat mengkhawatirkan bagi negara seperti Prancis dan Italia, yang sektor anggurnya akan terdampak secara signifikan jika ancaman Trump menjadi kenyataan.

Langkah balasan Uni Eropa ini tidak hanya terbatas pada pengenaan tarif. Pada 1 April, UE juga telah memperketat perlindungan impor baja, dengan mengurangi kuota impor sebesar 15% guna melindungi industri dalam negeri dari limpahan produk yang kehilangan pasar akibat tarif AS.

Komisi Eropa juga tengah mempertimbangkan kebijakan kuota impor untuk aluminium, menyusul lonjakan masuknya produk logam ringan tersebut dari pasar global setelah Amerika Serikat mulai mengenakan tarif tinggi.

Impor Otomotif

Dalam pernyataan kepada wartawan di Gedung Putih, Trump menyatakan bahwa proposal pembebasan tarif untuk produk industri, termasuk mobil, tidak cukup untuk mengatasi defisit perdagangan antara AS dan Eropa.

"Uni Eropa telah sangat, sangat buruk terhadap kami. Mereka tidak menerima mobil kami, seperti halnya Jepang, mereka juga tidak menerima produk pertanian kami. Mereka nyaris tidak menerima apapun dari kami," ujar Trump, dilansir AFP.

Pekan lalu, Trump telah mengumumkan tarif 20% terhadap produk-produk asal Eropa, yang dijadwalkan mulai berlaku pada 9 April. Langkah ini merupakan bagian dari kebijakan perdagangan proteksionis penuh yang sedang digalakkan oleh pemerintahannya.

Sementara itu, Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen dalam konferensi pers di Brussel menyatakan bahwa Eropa tetap terbuka untuk mencapai kesepakatan yang adil dengan Washington.

"Kami telah mengusulkan penghapusan tarif untuk produk-produk industri... Eropa selalu siap menjalin kesepakatan yang baik dengan Amerika Serikat," kata von der Leyen.

Namun, ia juga menambahkan bahwa jika serangan tarif dari AS terus berlanjut, maka Uni Eropa "juga siap merespons dengan langkah-langkah balasan dan membela kepentingan kami".

Energi Jadi Kartu Tawar Baru

Trump dalam komentarnya juga menyebut bahwa defisit perdagangan antara AS dan Eropa bisa "segera menghilang" jika negara-negara Eropa bersedia membeli energi dari Amerika Serikat.

"Mereka harus membeli dan berkomitmen untuk membeli energi dalam jumlah yang setara dengan defisit perdagangan tersebut," ujar Trump, menekankan pentingnya peran ekspor energi sebagai alat diplomasi dagang AS.

Ketegangan terbaru ini memperlihatkan bahwa konfrontasi dagang antara AS dan Uni Eropa tidak akan berakhir dalam waktu dekat. Saling ancam tarif dan proposal kompromi yang tidak diterima kedua pihak menunjukkan bahwa negosiasi masih akan berlangsung alot, terutama dalam konteks tahun politik di AS menjelang Pilpres 2026 dan tekanan ekonomi global yang terus meningkat.

Dengan situasi yang belum mereda dan potensi ekspansi kebijakan proteksionis dari kedua pihak, komunitas bisnis dan investor global kini menghadapi ketidakpastian baru yang dapat memengaruhi arus perdagangan internasional dalam beberapa bulan mendatang.


(luc/luc)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Gak Cuma China-Kanada, Tarif Balasan Trump Sasar Semua Negara

Next Article Perang Dagang Jilid 2 Trump Segera Mulai, China-Kanada-Meksiko Teriak

Read Entire Article
Kabar Sehat | Legenda | Hari Raya | Pemilu |