Jakarta, CNBC Indonesia — Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tiba-tiba melejit di akhir perdagangan hari ini, Jumat (19/9/2025). Indeks ditutup naik 0,53% atau 42,69 poin ke level 8.051,12.
Nilai transaksi terbilang jumbo hari ini, yaitu Rp 69,48 triliun. Sebanyak 48,48 miliar saham berpindah tangan dalam 1,87 juta kali transaksi.
Sepanjang hari ini indeks bergerak di rentang 7.983,36–8.051,12. Indeks sempat beberapa kali terpeleset ke zona merah sebelum akhirnya dikerek naik pada akhir perdagangan sesi II.
Mengutip Refinitiv, konsumer primer menjadi sektor yang naik paling kencang, yakni 2,04%. Lalu diikuti oleh energi 1,98% dan kesehatan 0,9%. Ada tiga sektor yang berakhir di zona merah, yakni properti (-0,97%), industri (-0,38%), dan konsumer (-0,32%).
Tercatat saham utama yang mendorong penguatan IHSG adalah Dian Swastatika Sentosa (DSSA). Saham emiten tambang Sinar Mas ini naik 4,46% ke level 114.150 dan berkontribusi 18,69 indeks poin.
Kemudian Bumi Resources Mineral (BRMS) juga melesat kencang dan berkontribusi besar menopang IHSG. BRMS naik 17,12% ke level 650 dan menyumbang 10,64 indeks poin.
Adapun saham yang menjadi pemberat hari ini dan sempat membuat indeks tergelincir ke zona merah adalam Amman Mineral (AMMN). Saham emiten tambang terafiliasi Salim ini turun 4,95%, sehingga menyumbang -12,53 indeks poin.
Sementara itu, nilai tukar rupiah ditutup melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada penutupan perdagangan terakhir pekan ini, Jumat (19/9/2025).
Dilansir dari Refinitiv, mata uang garuda harus mengakui kekuatan dolar AS dengan ditutup terdepresiasi 0,52% ke posisi Rp16.585/US$. Hal ini melanjutkan pelemahan rupiah yang telah terjadi sejak perdagangan kemarin, Kamis (18/9/2025) dimana rupiah melemah 0,46% ke level Rp16.500/US$.
Level rupiah saat ini sekaligus menjadikan posisi terlemah sejak 14 Mei 2025 atau dalam empat bulan terakhir.
(mkh/mkh)
[Gambas:Video CNBC]