Iran Ogah Negosiasi Langsung dengan Trump soal Program Nuklir

2 days ago 6

Jakarta, CNBC Indonesia - Iran menolak tuntutan Amerika Serikat untuk melakukan perundingan langsung mengenai program nuklirnya. Hal tersebut diungkapkan oleh seorang pejabat senior Iran yang enggan disebut namanya.

Pejabat tersebut memperingatkan negara-negara tetangga yang menampung pangkalan militer AS bisa menjadi sasaran apabila ikut terlibat dalam pusaran konflik yang saat ini tengah memanas.

Meski menolak tuntutan Presiden AS Donald Trump untuk berbicara langsung, Iran membuka pintu untuk perundingan tidak langsung melalui Oman. Negara tersebut selama ini menjadi jalur komunikasi antara negara-negara yang bertikai.

"Perundingan tidak langsung menawarkan kesempatan untuk mengevaluasi keseriusan Washington tentang solusi politik dengan Iran," kata seorang pejabat senior Iran dikutip dari Reuters, Minggu (6/4/2025).

"Meskipun jalan itu bisa "berbatu", perundingan semacam itu dapat segera dimulai jika pesan AS mendukungnya," tambahnya.

Di sisi lain, pejabat tersebut mengatakan bahwa Iran telah mengeluarkan pemberitahuan kepada Irak, Kuwait, Uni Emirat Arab, Qatar, Turki, dan Bahrain bahwa segala bentuk dukungan terhadap serangan AS terhadap Iran, termasuk penggunaan wilayah udara atau wilayah mereka oleh militer AS selama serangan, akan dianggap sebagai tindakan permusuhan.

"Tindakan seperti itu akan menimbulkan konsekuensi yang berat bagi mereka", kata pejabat tersebut, seraya menambahkan bahwa Pemimpin Tertinggi Ayatollah Ali Khamenei telah menempatkan angkatan bersenjata Iran dalam siaga tinggi.

Peringatan Trump tentang tindakan militer terhadap Iran telah mengguncang suasana yang sudah tegang di seluruh wilayah setelah perang terbuka di Gaza dan Lebanon, serangan militer di Yaman, perubahan kepemimpinan di Suriah, dan baku tembak antara Israel dan Iran.

Kekhawatiran akan terjadinya konflik regional yang lebih luas telah meresahkan negara-negara di sekitar Teluk, perairan yang berbatasan di satu sisi dengan Iran dan di sisi lain dengan monarki Arab yang bersekutu dengan AS yang membawa sebagian besar pasokan minyak global.

Pada hari Rabu, media pemerintah Iran melaporkan bahwa Kuwait telah meyakinkan Iran bahwa mereka tidak akan menerima tindakan agresif apa pun yang diarahkan ke negara lain dari wilayahnya.

Sekutu Iran, Rusia, pada Kamis menyatakan bahwa ancaman serangan militer AS terhadap Republik Islam tidak dapat diterima, dan pada Jumat menyerukan untuk menahan diri.


(ven/mij)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Trump Beri Iran Waktu 2 Bulan Capai Kesepakatan Nuklir Baru

Next Article Terbang ke AS Bulan Ini, Prabowo Bakal Temui Donald Trump

Read Entire Article
Kabar Sehat | Legenda | Hari Raya | Pemilu |