Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintahan Presiden Donald Trump memberikan penjelasan setelah mereka menerapkan tarif timbal balik sebesar 10 persen, khususnya untuk wilayah di dekat Antartika yang diketahui hanya dihuni oleh penguin.
Keputusan ini sontak memicu sindiran dan candaan dari berbagai pihak. Pasalnya, wilayah yang dimaksud yakni Kepulauan Heard dan Kepulauan McDonald tidak memiliki penduduk manusia.
Menteri Perdagangan AS, Howard Lutnick lantas menjelaskan alasan dibalik keputusan Trump yang turut memalak dua kepulauan tersebut. Menurut dia, tarif dilakukan untuk menutup celah dalam sistem perdagangan global.
"Jika Anda tidak memasukkan apapun dalam daftar, negara-negara yang pada dasarnya mencoba melakukan arbitrase dengan Amerika akan melalui negara-negara tersebut ke AS," kata Lutnick dikutip dari CNN Indonesia, Senin (7/4/2025).
"Presiden mengenakan tarif pada China, benar, pada tahun 2018. Dan kemudian apa yang mulai dilakukan China adalah, mereka mulai melalui negara-negara lain ke Amerika. Mereka hanya membangun melalui negara-negara lain melalui Amerika," lanjutnya.
Adapun keputusan Trump tersebut menjadi bahan lelucon di dunia maya, berbagai meme bertebaran, hingga presenter Michael Kosta ikut menyindir saat membawakan acara The Daily Show.
Pada Rabu (2/4/2025), Trump ingin memastikan bahwa setiap sudut terpencil di dunia tetap dikenakan tarif global. Kepulauan Heard dan McDonald yang tak berpenghuni juga dipastikan tak bisa bersembunyi dari serangan tarif global.
Wilayah Australia di Samudra Hindia sub-Antartika itu dikenai tarif 10 persen atas semua ekspornya, meskipun kepulauan es itu tidak memiliki penduduk sama sekali. AFP melaporkan dua kawasan itu hanya dihuni banyak anjing laut, penguin, dan burung lainnya.
Rangkaian titik laut di seluruh dunia, termasuk Kepulauan Cocos (Keeling) Australia dan Kamoro di lepas pantai Afrika, juga dikenai tarif baru sebesar 10 persen.
(ayh/ayh)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Trump Kenakan Tarif 25% Impor Otomotif, PM Kanada Berang!
Next Article Senjata Makan Tuan! Perang Dagang Jilid 2 Trump Makan Korban Warga AS