Jakarta, CNBC Indonesia - Paus Leo menilai bahwa pembentukan negara Palestina merupakan satu-satunya jalan menuju penyelesaian konflik puluhan tahun antara Israel dan Palestina. Sikap itu ia sampaikan dalam konferensi pers selama penerbangan dari Turki menuju Lebanon pada Minggu (30/11/2025), usai menyelesaikan kunjungan luar negeri pertamanya sejak terpilih pada Mei.
"Kita semua tahu bahwa saat ini Israel masih tidak menerima solusi tersebut, tetapi kami melihatnya sebagai satu-satunya solusi," ujar Leo, paus pertama yang berasal dari Amerika Serikat.
"Kami juga bersahabat dengan Israel dan kami berupaya menjadi suara mediasi antara kedua pihak yang dapat membantu mereka mendekati sebuah solusi dengan keadilan bagi semua," kata Leo dalam bahasa Italia, dikutip dari Reuters.
Pernyataan itu muncul di tengah penegasan kembali Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu yang tetap menolak konsep negara Palestina, bahkan ketika Amerika Serikat, sekutu terkuat Israel, mulai menyuarakan dukungan lebih terbuka untuk kemerdekaan Palestina.
Adapun konferensi pers singkat tersebut sebagian besar membahas kunjungan Paus ke Turki, yang berlangsung sejak Kamis hingga Minggu. Ini merupakan perjalanan luar negeri pertamanya sebagai pemimpin Gereja Katolik yang beranggotakan 1,4 miliar umat.
Leo mengungkapkan bahwa dalam pertemuannya dengan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, mereka membahas konflik Israel-Palestina serta perang antara Ukraina dan Rusia. Menurutnya, Turki memiliki peran penting dalam mendorong terciptanya akhir dari kedua perang tersebut.
Selama berada di Turki, Paus Leo juga menyampaikan peringatan keras bahwa masa depan umat manusia berada dalam bahaya akibat banyaknya konflik berdarah di berbagai belahan dunia. Ia kembali mengecam kekerasan yang dilakukan atas nama agama.
Meski dikenal sangat berhati-hati dalam memilih kata-kata, Paus Leo pada awal tahun ini memang terus meningkatkan kritik terhadap operasi militer Israel di Gaza. Sikapnya itu mendapat perhatian luas, terutama mengingat tradisi diplomasi Vatikan yang biasanya sangat terukur.
Turki yang mayoritas penduduknya Muslim juga merupakan tempat tinggal Patriark Ekumenis Bartholomew, pemimpin spiritual bagi sekitar 260 juta umat Kristen Ortodoks di seluruh dunia. Selama di negara itu, Paus Leo memuji Turki sebagai contoh hidup berdampingan antaragama.
"Orang-orang dari agama yang berbeda mampu hidup dalam damai," kata Paus. "Itu salah satu contoh dari apa yang menurut saya kita semua cari di seluruh dunia."
(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]

2 hours ago
1

















































