Jakarta, CNBC Indonesia - Perusahaan teknologi global asal Amerika Serikat, Oracle Corporation, berencana menanamkan investasi di Indonesia.
Hal ini disampaikan langsung oleh CEO Badan Pengelola Investasi (BPI) Danantara Indonesia, Rosan Roeslani, melalui unggahan di akun Instagram pribadinya.
"Perusahaan teknologi global asal Amerika Serikat, Oracle Corporation, yang dikenal sebagai pionir dalam basis data, layanan cloud, dan solusi Artificial Intelligence (AI), berencana berinvestasi di Indonesia," tulis Rosan, dikutip Jumat (19/9/2025).
Rosan menambahkan, pembahasan bersama Oracle menitikberatkan pada pemanfaatan teknologi AI untuk memperkuat kedaulatan data hingga mempercepat transformasi digital.
"Kami berdiskusi tentang pemanfaatan AI yang memperkuat kedaulatan data, meningkatkan efisiensi sektor publik dan swasta, membuka lapangan kerja baru di bidang teknologi, serta mempercepat transformasi digital Indonesia menuju negara maju," ujarnya.
Sebagai informasi, Oracle merupakan salah satu perusahaan teknologi terbesar dunia dengan lini bisnis utama di bidang perangkat lunak basis data, layanan komputasi awan (cloud), hingga solusi AI untuk industri.
Didirikan pada 1977 dan berkantor pusat di Austin, Texas, perusahaan ini melayani jutaan pelanggan di lebih dari 170 negara.
Dalam laporan keuangan terbarunya, Oracle mengungkapkan telah mengantongi kontrak multinasional bernilai jumbo. Salah satunya berasal dari OpenAI, yang sepakat membangun kapasitas pusat data sebesar 4,5 gigawatt di Amerika Serikat.
CNBC Internasional mengonfirmasi kabar bahwa OpenAI akan menggelontorkan belanja komputasi hingga US$300 miliar atau setara Rp4.922 triliun (kurs Rp 16.410) dalam kurun lima tahun mulai 2027.
Layanan Oracle membutuhkan infrastruktur data center skala besar. Komitmen investasi Oracle di Indonesia yang disampaikan kepada Danantara bisa menjadi peluang untuk pemain infrastruktur internet lokal, terutama Telkom.
Lewati Elon Musk
Harta kekayaan pendiri Oracle, Larry Ellison pada belum lama ini sempat melewati Elon Musk. Pendorongnya adalah kenaikan harga saham Oracle setelah pengumuman kinerja keuangan.
Mengutip data Forbes Realtime Billionaire, harta kekayaan Larry Ellison saat ini mencapai US$ 357 miliar (Rp 5.917 triliun).
Larry Ellison (REUTERS/STEPHEN LAM)
Harta kekayaan Larry tercatat melesat tajam tahun ini ditopang oleh deman AI yang ikut mengangkat penjualan dan kinerja keuangan Oracle secara keseluruhan. Dalam paparan kinerja terbaru, Oracle mengungkapkan perusahaan perangkat lunak tersebut memenangkan sejumlah kontrak bernilai miliaran dolar pada kuartal terakhirnya.
Mengutip laporan Wall Street Journal, perusahaan perangkat lunak berbasis data ini memiliki pendapatan kontrak yang belum dibukukan sebesar US$ 455 miliar yang diharapkan dapat dikumpulkan untuk kuartal terakhir yang berakhir pada 31 Agustus. Kinerja tersebut meningkat lebih dari empat kali lipat dibandingkan kuartal yang sama tahun lalu.
Lawrence J. Ellison lahir di Bronx, New York pada 17 Agustus 1944. Saat usia sembilan bulan, ia terjangkit pneumonia, dan ibunya yang kala itu berusia 19 tahun dan belum menikah, menitipkan dirinya kepada bibi dan pamannya yang tinggal di Chicago untuk dibesarkan.
Larry besar di rumah tangga sederhana dan hingga usia dua belas tahun, ia tidak tahu bahwa dirinya merupakan anak adopsi. Ayah angkatnya yang kehilangan bisnis properti pada masa Depresi Besar (1929 hingga akhir 1930-an) hidup sederhana sebagai auditor. Semasa kecil, Larry Ellison menunjukkan sifat mandiri, pemberontak, dan sering berselisih dengan ayah angkatnya. Sejak usia dini, ia juga menunjukkan bakat yang kuat dalam matematika dan sains, dan sempat dinobatkan sebagai mahasiswa sains terbaik di Universitas Illinois.
Saat ujian akhir di tahun kedua perkuliahan, ibu angkat Larry Ellison meninggal dunia, dan ia memilih untuk putus kuliah. Ia mendaftar di Universitas Chicago pada musim gugur berikutnya, tetapi putus kuliah lagi setelah semester pertama.
Atas kondisi tersebut, ayah angkatnya yakin bahwa Larry tak akan pernah sukses, namun pemuda yang tampak tanpa tujuan itu diam-diam telah mempelajari dasar-dasar pemrograman komputer di Chicago. Ia membawa keterampilan ini ke Berkeley, California, tiba dengan uang pas-pasan yang hanya cukup untuk membeli makanan cepat saji dan mengisi bensin.
(dem/dem)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jangan Minta Tolong dan Berterima Kasih ke ChatGPT, Ini Alasannya