Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah mematangkan rencana penetapan Harga Eceran Tertinggi (HET) beras satu harga untuk seluruh wilayah Indonesia. Isu yang sempat meredup dan nyaris tak terdengar kabarnya ini kini kembali mencuat, seiring evaluasi distribusi dan beban harga beras di wilayah tertinggal, terluar, dan terdepan (3T).
Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan (Zulhas) mengatakan, pemerintah akan kembali menghitung skema harga agar beras bisa dijual dengan satu harga secara nasional. Menurutnya, selama ini masyarakat di wilayah 3T justru kerap membayar lebih mahal.
"Kita akan hitung agar nanti beras ini bisa satu harga di seluruh Indonesia. Jangan sampai nanti seluruh. Kita jarak 3T, tertinggal, terluar, terdepan itu. Tertinggal, terluar, termiskin, tapi membayar lebih mahal. Nah nanti kita akan rapat berikutnya tahun 2026," kata Zulhas dalam konferensi pers di kantornya, Jakarta, Senin (29/12/2025).
Saat ditanya apakah nantinya sistem zonasi harga beras, seperti zona 1, zona 2, dan zona 3 yang berlaku saat ini, akan dihapus? Zulhas menegaskan arah kebijakannya memang seperti itu.
"Kita akan berusaha ke situ. Ya maka ditunggu rapat berikutnya," ujarnya.
Ia juga belum memastikan apakah HET beras nantinya benar-benar akan menjadi satu harga. Menurutnya, pembahasan masih akan dilanjutkan dalam rapat-rapat berikutnya. "Iya, sekarang belum. Nanti kan rapat dulu ya," sambung dia.
Senada dengan itu, Menteri Pertanian sekaligus Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Amran Sulaiman juga belum mau membuka detail, namun memastikan pembahasan akan berlanjut.
Saat ditanya apakah pembahasan HET beras satu harga benar-benar akan dijalankan, Amran menjawab singkat, "Tunggu, nanti berikutnya." Ketika didesak apakah isu ini akan dibahas lagi secara resmi, ia hanya mengatakan, "Doakan."
Adapun terkait mekanisme pembahasannya, Amran menyebut akan dimulai dari rapat koordinasi terbatas terlebih dulu, sebelum diteruskan kepada Presiden dalam Rapat Terbatas (Ratas).
"Rakortas dulu," ucap Amran.
Sebelumnya, wacana penataan ulang HET beras sempat mengemuka dalam pembahasan revisi HET beras medium. Namun dalam beberapa waktu terakhir, isu HET satu harga nyaris tak terdengar, seiring fokus pemerintah pada penyesuaian harga berdasarkan zona dan klasifikasi mutu beras.
Deputi III Bidang Penganekaragaman Konsumsi dan Keamanan Pangan Badan Pangan Nasional, Andriko Noto Susanto, pernah menyampaikan bahwa pemerintah saat itu masih menggodok dua opsi, yakni penyederhanaan klasifikasi beras atau penyesuaian HET beras medium tanpa mengubah klasifikasi.
"Sekarang itu kan baru sedang kita godok, apakah menggunakan dua kelas mutu saja, beras medium dan khusus, atau masih tetap mempertahankan mutu beras yang sekarang ini," ujarnya beberapa waktu lalu.
Ia menegaskan, fokus utama pemerintah adalah menyesuaikan HET beras medium di tiga zona agar selaras dengan kenaikan harga gabah yang sudah berada di kisaran Rp6.500 hingga Rp7.000 per kilogram. Usulan HET yang dibahas antara lain Rp13.500 per kg untuk zona 1, Rp14.000 per kg untuk zona 2, dan Rp15.500 per kg untuk zona 3.
(hoi/hoi)
[Gambas:Video CNBC]

2 hours ago
3

















































