Sandiaga Uno Buka-bukaan! Dunia Kacau, PR Prabowo Makin Banyak

7 hours ago 2

Jakarta, CNBC Indonesia - Pengusaha kenamaan yang juga pernah menjadi Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif serta Wakil Gubernur DKI Jakarta, Sandiaga Uno buka-bukaan pandangannya terhadap situasi ekonomi terkini.

Di level global, ia menganggap, kondisi ekonomi sangat tidak kondusif, dipicu oleh perang dagang jilid dua atau trade war II yang dipicu kebijakan tarif perdagangan Presiden AS Donald Trump pada awal April 2025, hingga konflik geopolitik yang tak berkesudahan.

"Situasi ketegangan di berbagai bidang memang secara eksternal tidak mendukung, tidak kondusif secara eksternal," kata Sandi dalam program Koneksi, Cuap-Cuap Cuan CNBC Indonesia, Selasa (8/4/2025).

Meski secara global tidak kondusif, Sandi menganggap, ekonomi Indonesia terbilang masih menjanjikan, ditopang oleh fundamental ekonomi Indonesia yang kuat. Pendiri perusahaan investasi Saratoga itu menilai fundamental ekonomi RI yang kuat proyeksi pertumbuhan ekonomi yang masih akan terjaga di level 5%.

"Kan prediksi dari semua ekonom itu setuju angkanya itu sekitar 5%. Jadi sebetulnya apa yang tercapai di tahun-tahun sebelumnya, tahun ini 2025, kalau tidak ada kejadian yang sangat luar biasa, maka angka 5% ini akan tercapai. Jadi menurut saya fundamentalnya dulu," ujar Sandiaga Uno.

"Fundamentalnya bahwa ekonomi kita walaupun penuh tantangan di luar, kita masih bisa memberikan harapan pertumbuhan," tegasnya.

Meski begitu, ia mengakui, fundamental ekonomi Indonesia tersebut masih rentan dalam jangka pendek, karena isu pelemahan daya beli masyarakat dan jumlah kelas menengah yang menyusut. Kondisi itu bisa membuat salah satu faktor pendorong terbesar ekonomi Indonesia, yakni konsumsi rumah tangga mengalami tekanan pada tahun ini.

"Jadi komposisi pertumbuhan kita itu konsumsi rumah tangganya mulai tergerus karena daya beli, karena kelas menengahnya juga turun, dan sebagainya. Ini salah satu PR, tapi kan kita juga punya engine yang selama ini nggak digaspol, yaitu investasi," ungkapnya.

Ia menganggap, bila pemerintah mampu terus menjaga daya beli masyarakat dan menjaga pertumbuhan konsumsi rumah tangga, tekanan terhadap sisi ekspor karena tak kondusifnya ekonomi global mampu terkompensasi, dan kepercayaan pengusaha untuk berinvestasi mampu terjaga.

"Kita punya domestik ekonomi yang cukup besar, dan bagaimana caranya kita bisa melakukan bauran kebijakan sehingga domestik ekonomi kita tetap kuat, dan bagian yang paling kecil dari semua itu engine-nya adalah government spending," tutur Sandi.

Ia percaya diri, pemerintah mampu menjaga daya beli masyarakat itu melalui kebijakan belanja negara yang makin efektif, setelah Presiden Prabowo Subianto menerapkan efisiensi anggaran senilai Rp 306,69 triliun, dengan merealokasikan belanja kementerian atau lembaga yang bersifat administratif dan rutin ke belanja produktif.

"Bagus lho yang dilakukan Pak Prabowo ini. Karena yang 30% yang dipangkas itu mau di-reallocate ke tempat lain yang lebih berkualitas. Ini juga harus dijelaskan. Waktu dulu saya sebagai jubir di 2014, saya bilang, dan ini nggak berubah waktu saya di pemerintahan, tetap sama. Bahwa yang 30% itu jatuhnya ke perjalanan dinas, jatuhnya ke repetisi-repetisi daripada studi banding," kata Sandiaga Uno.


(arj/mij)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Kontribusi Industri Manufaktur ke PDB Capai 18,98 % Pada 2024

Next Article Apdesi Beri Apresiasi Sandiaga Uno Sebagai Bapak Desa Wisata Indonesia

Read Entire Article
Kabar Sehat | Legenda | Hari Raya | Pemilu |