Jakarta, CNBC Indonesia - Saham emiten pelat merah yang bergerak di industri energi panas bumi, PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) sudah terbang lebih dari 60% dalam sebulan. Sentimen apa yang mempengaruhi?
Saham PGEO pada perdagangan hari ini, Kamis (22/5/2025) pukul 10.00 WIB dihargai di posisi Rp1.400 per lembar. Sejak pembukaan baru naik 0,38%, tetapi jika ditarik lebih panjang selama sebulan ini sudah terbang 61,27%.
Reli kencang saham PGEO ini terjadi dalam waktu yang relatif singkat karena hanya butuh seminggu untuk memperkuat tren positif dengan kenaikan nyaris 30%.
Salah satu pendorong kenaikan signifkan pada saham PGEO adalah sentimen menjelang Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) yang akan dilaksanakan pada 3 Juni 2025 mendatang.
Dalam RUPS tersebut ada agenda yang sangat dinantikan investor yaitu penggunaan laba bersih, salah satunya adalah terkait pembagian dividen.
Jika menggunakan asumsi dividen payout ratio (DPR) sebesar 80%, potensi dividen per saham PGEO akan berada di Rp48,8 per saham. Dari nilai ini, jika dihitung dari harga saham hari ini akan memberikan cuan dividen sekitar 3,48%.
Selain soal dividen, lompatan harga saham ditengarai prospek bisnis PGEO yang bisa menghasilkan tambahan pendapatan lebih optimal.
Mengacu keterbukaan informasi pada 19 Mei lalu, PGEO mengumumkan kegiatan usaha baru yaitu bisnis jasa pengujian laboratorium dan bisnis industri alat uji dalam proses industri.
Menurut keterangan jasa penilai publik RSR, bisnis baru ini baru akan dirasakan hasilnya pada 2026. Pendapatannya diperkirakan bisa mencapai Rp340 juta pada tahun dan akan terus bertumbuh di tahun-tahun berikutnya. Perkiraan pada 2028 - 2029 bisa mencapai Rp1 miliar.
Selain itu, PGEO disebut akan memproduksi Flow2Max, teknologi alat ukur fluida dua fasa. Menurut jasa penilai publik RSR, dengan komersialiasi alat tersebut, PGEO potensi mendapat tambahan pendapatan sampai Rp4,93 miliar sampai 2029.
Jadi, di sini PGEO akan dapat dua tambahan bisnis baru yang bisa mencatatkan tambahan pendapatan samapi Rp6 miliar.
Sementara untuk bisnis inti perusahaan, PGEO berencana lebih agresif lagi untuk melakukan pengeboran dan menambah kapasitas produksi pada tahun ini.
Berdasarkan laporan tahunan 2025, PGEO memiliki beberapa target pada tahun ini, seperti pengeboran untuk eksplorasi 9 sumur, pengeboran untuk pengembangan 7 sumur, dan kerja ulang reparasi sumur sebanyak 1 sumur.
Adapun target sampai akhir tahun ini, PGEO rencananya akan produksi operasional sendiri smapai 4.929 Giga Watt per Hour (GWh) dengan tambahan kapasitas terpasang dari tanggal operasional komersial PLTP Lumut Balai Unit 2 sebesar 55 MW.
CNBC INDONESIA RESEARCH
Sanggahan : Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investor terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.(tsn/tsn)