Sejarah Setahun Era Soekarno-Prabowo: Timor Timur Lepas-Membelah Papua

5 hours ago 3

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintahan Presiden Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka sudah memimpin Indonesia selama setahun terakhir. Masa pemerintahan ini diwarnai beragam peristiwa penting seperti halnya era presiden sebelumnya.

Prabowo memimpin Indonesia sejak 20 Oktober 2024 atau tepat hari ini pada setahun lalu. Sejumlah program penting diluncurkan dalam setahun terakhir, mulai dari Makan Bergizi Gratis (MBG) sampai Sekolah Rakyat.

Beragam peristiwa penting juga terjadi selama kepemimpinan Prabowo yang tidak selalu damai tetapi kadang diwarnai gejolak, terutama peristiwa demo besar-besaran Agustus kemarin.

Tidak hanya Prabowo, masa satu tahun preside RI sebelumnya pun diwarnai beragam peristiwa yang tidak selalu positif tetapi juga sarat konflik.

Dalam sejarah Indonesia, masa pemerintahan yang dimulai pada 20 Oktober baru dimulai di era Presiden Abdurrahman Wahid. Sebelumnya, di era Soekarno dimulai pada Agustus, di Era Soeharto pada Maret sementara B.J Habibie pada Mei.

Lalu, seperti apa program dan peristiwa penting dalam catatan satu tahun masing-masing delapan Presiden RI? Berikut sejarahnya:

1. Soekarno: Fokus Berjuang & Mencari Uang (1945-1946)

Roda pemerintahan Indonesia dimulai pada 18 Agustus 1945 dengan terpilihnya Soekarno dan Mohammad Hatta sebagai Presiden dan Wakil Presiden Indonesia. Namun, langkah keduanya mengalami jalan terjal. Kedatangan kembali Belanda untuk menjajah Indonesia membuat roda pemerintahan tak bisa berjalan baik.

Negara terfokus untuk menjaga kedaulatan lewat angkat senjata dan diplomasi, alih-alih terfokus menjalankan program-program strategis. Atas dasar inilah, pada tahap awal pemerintah fokus mencari pendanaan. 

Salah satu cara yang lazim dilakukan adalah penyelundupan. Mulai dari senjata, obat-obatan, hingga bahan pokok. Seperti dilakukan Darwis Djamin, misalnya. Dia melakukan penyelundupan senjata hingga bahan pokok dari luar negeri ke Indonesia lewat Pangkalan IV ALRI Tegal. 

Dalam riset dari UGM berjudul "Di Balik Layar Penyelundupan" (2022) oleh Lesta Alfatiana dan Ayur Wulandari, diketahui sepanjang perang Pangkalan IV ALRI Tegal telah mengumpulkan 100 ton gula yang hasil penjualannya digunakan untuk keperluan militer. 

Soekarno sebagai Romusha bernomor lengan 970 di Bayah, Banten. (Dok. Wikipedia)Foto: Soekarno sebagai Romusha bernomor lengan 970 di Bayah, Banten. (Dok. Wikipedia)
Soekarno sebagai Romusha bernomor lengan 970 di Bayah, Banten. (Dok. Wikipedia)

Selain penyelundupan, pemerintah juga melakukan perdagangan candu atau opium. Keduanya merupakan barang terlarang, tetapi laris manis di luar negeri. Dari sini pemerintah mendapat keuntungan yang kemudian digunakan negara untuk membiayai perang, gaji pegawai negeri dan memfasilitasi delegasi internasional yang berunding untuk kemerdekaan RI. 

2. Soeharto: Membuka Investasi Asing & Menaikkan Harga BBM (1968-1969).

Kepemimpinan Soeharto resmi dimulai pada 27 Maret 1968. Dia mendapat warisan permasalahan besar era Soekarno.

Mulai dari hiperinflasi, penumpukan utang luar negeri, dan ambruknya pendapatan negara. Atas dasar ini, sejak awal, Soeharto menjadikan pemulihan ekonomi sebagai prioritas utama pemerintahannya.

Langkah pertama yang dia tempuh adalah membuka keran investasi asing.

Soeharto dan tim ekonominya meyakini ekonomi Indonesia tak bisa maju jika hanya mengandalkan sektor pertanian, sehingga harus didongkrak dari pembukaan investasi asing. Dari sini, lahirlah Undang-Undang Penanaman Modal Asing (PMA) tahun 1967 yang jadi pintu gerbang bagi investor asing masuk ke Indonesia. 

 Mengenal Bukit SoehartoFoto: infografis/ Infografis : Mengenal Bukit Soeharto / Aristya Rahadian Krisabella
Infografis : Mengenal Bukit Soeharto

Perusahaan pertama yang hadir berkat UU PMA adalah Freeport yang menambang emas di Papua. 

"Freeport adalah perusahaan asing pertama yang menandatangani kontrak dengan rezim baru di Jakarta dan menjadi aktor ekonomi serta politik utama di Indonesia," tulis Denise Leith dalam Politics of Power: Freeport in Suharto's Indonesia (2003).

Masuknya Freeport menjadi penanda awal tumbuhnya kepercayaan dunia terhadap ekonomi Indonesia. Pertumbuhan perlahan merangkak naik. Meski begitu, pemerintahan Soeharto di tahun-tahun pertama juga menuai kontroversi. 

Hanya sebulan setelah dilantik, Soeharto mengambil keputusan menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM). Ekonom Widjodjo Nitisastro dalam tulisan Diantara Sahabat Pak Harto 70 Tahun (1991), keputusan ini dianggap jadi yang tersulit di awal Orde Baru. Harga bensin dari Rp4 naik menjadi Rp16 per liter. Harga minyak tanah pun turut naik. Dari semula Rp1,75 menjadi Rp4.

Kebijakan ini membuat masyarakat terpukul. Harga bahan pangan naik seiring meroketnya biaya transportasi. Akan tetapi, pemerintahan Soeharto berhasil menangani persoalan lewat stabilitas harga-harga. 

Selain itu, pemerintahan Soeharto di tahun pertama juga menghentikan pencetakan uang yang telah memperburuk inflasi. Lewat UU No.13 tahun 1968, pemerintah mengembalikan peran dan wewenang bank sentral dalam pengendalian moneter. Alhasil, pemerintah tak bisa intervensi Bank Indonesia, seperti dilakukan Soekarno. 

Di sektor diplomasi ekonomi, Soeharto juga memutuskan Indonesia bergabung kembali dengan IMF dan Bank Dunia. Tapi, untuk bisa bergabung, Indonesia diharuskan membayar utang sebesar US$55 juta.

Program setahun pertama Soeharto memang terfokus pada pemulihan ekonomi. Baru setelahnya, melakukan perombakan di bidang politik dan keamanan, seperti mengeluarkan aturan fusi partai, pengetatan pers dan sebagainya.

Kepemimpinan Soeharto sendiri berakhir pada 21 Mei 1998 setelah dihantam Krisis Moneter dan demo besar-besaran.

Pages

Read Entire Article
Kabar Sehat | Legenda | Hari Raya | Pemilu |