Jakarta, CNBC Indonesia - Polisi menggerebek kantor pusat raksasa e-commerce Coupang di Korea Selatan (Korsel) pada Selasa (9/12) waktu setempat. Penggrebekan tersebut terkait kebocoran data besar-besaran yang menimpa Coupang dan berdampak pada 33,7 juta orang di Korsel.
Sebagai informasi, total populasi di Korsel berjumlah 52 juta orang. Artinya, lebih dari setengah total populasi terdampak insiden kebocoran data Coupang.
Coupang mengumumkan pada bulan lalu bahwa perusahaan mengalami insiden serangan siber yang mengakibatkan data pribadi 33,7 juta pengguna bocor. Adapun data pribadi yang dimaksud mencakup nama, alamat email, nomor telepon, dan detail pengiriman.
Tim investigasi Lembaga Polisi Metropolitan Seoul mengerahkan pasukan ke kantor pusat Coupang di area selatan Seoul untuk mencari dokumen internal dan rekam jejak terkait insiden kebocoran tersebut, dikutip dari Korea Times, Rabu (10/12/2025).
Polisi dilaporkan berupaya mengecek kemungkinan penyimpangan dari sistem keamanan Coupang, sembagi mencari pelaku di balik kebocoran masif tersebut.
"Berdasarkan bukti digital yang diamankan, kami berencana untuk mencari fakta-fakta kasus ini secara utuh dan komprehensif, seperti pembocor informasi pribadi pengguna, serta penyebab kebocoran terjadi," kata petugas kepolisian.
Polisi memulai investigasi terkait insiden ini setelah Coupang melaporkan kebocoran data yang menimpa 4.500 pelanggan pada 18 November 2025. Polisi mulanya menjalankan investigasi berdasarkan rekam jejak yang diserahkan Coupang secara sukarela.
Sebelumnya, polisi mengatakan pihaknya sedang melacak dugaan pelaku di balik kebocoran ini berdasarkan alamat Internet Protocol (IP) yang digunakan. Hingga kini polisi belum mengidentifikasi aktivitas kriminal yang dilakukan dengan informasi yang bocor.
(fab/fab)
[Gambas:Video CNBC]

1 hour ago
1

















































