Alasan AS Ingin Keluar dari NATO

3 days ago 5

Jakarta, CNBC Indonesia - Amerika Serikat (AS) diminta keluar dari Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO). Tekanan muncul dari pemerintahan Presiden Donald Trump sendiri bahkan dari parlemen khususnya partai pendukung Trump, Republik.

Miliarder teknologi Elon Musk, yang mengepalai Departemen Efisiensi Pemerintah AS (DOGE), menyerukannya sejak 2 Maret lalu di akun media sosial X. Para politisi Republik mengklaim bahwa organisasi tersebut tidak sejalan dengan agenda "America First" pemerintahan Trump.

Apa alasannya?

Sebenarnya hal ini terjadi saat hubungan AS dan Ukraina tegang. Ini menyusul perundingan perdamaian yang terhenti dan keputusan Trump untuk memangkas bantuan militer ke Ukraina.

Diketahui Trump dan Presiden Volodymyr Zelensky cekcok ketika mereka bertemu di Gedung Putih, Jumat pekan lalu. Kecenderungan Trump lebih manis ke saingan AS, Rusia, di mana Presiden Vladimir Putin memimpin juga jadi masalah lain.

Zelenskyy mengatakan dia menginginkan jaminan keamanan sebagai untuk setiap kesepakatan damai dengan Rusia. Gedung Putih mengusulkan kesepakatan mineral tanah jarang tetapi enggan untuk menyusun rencana pertahanan jika Rusia melanggar gencatan senjata.

Mengutip Business Insider, Trump sebenarnya telah berulang kali menyatakan skeptisisme terhadap NATO. Khususnya kemungkinan bahwa klausul pertahanan bersama, Pasal 5.

Pasal tersebut berisi, semua negara NATO akan terlibat perang jika satu negara anggotanya diserang oleh negara lain. Hal ini dapat membawa AS ke dalam perang.

Ia terus memberikan narasi akan meninggalkan aliansi jika negara-negara Eropa. Apalagi jika negara-negara itu tidak menghabiskan lebih banyak uang untuk pertahanan mereka sendiri.

Merujuk pernyataan terbaru Trump di AFP, dikutip Jumat (7/3/2025), ia juga mengatakan bahwa negara-negara anggota NATO yang tidak cukup mengeluarkan dana untuk militer mereka dan terlalu bergantung ke AS, tidak akan ia bela. Hanya negara yang akan membayar lebih yang akan mendapat perlindungan.

"Jika mereka tidak membayar, saya tidak akan membela mereka," katanya kepada wartawan.

"Mereka seharusnya membayar lebih," katanya.

Apakah AS Bisa Keluar dari NATO?

Terlepas dari seruan itu, menarik diri dari NATO bukanlah proses yang sederhana. Berdasarkan Undang-Undang Otorisasi Pertahanan Nasional (NDAA) 2024, presiden tidak dapat secara sepihak menarik diri dari aliansi tersebut tanpa persetujuan Kongres.

Undang-undang tersebut mensyaratkan persetujuan mayoritas dua pertiga di Senat, atau tindakan terpisah dari Kongres untuk mengesahkan penarikan tersebut. Para pakar hukum berpendapat bahwa jika cabang eksekutif berupaya keluar dari NATO tanpa persetujuan Kongres, kemungkinan besar akan menghadapi gugatan hukum.

Perselisihan tersebut dapat meningkat ke Mahkamah Agung. Di mana para hakim harus menentukan apakah presiden memiliki kewenangan untuk mengesampingkan Kongres terkait kewajiban perjanjian.

Namun, masih belum jelas siapa yang memiliki kedudukan hukum untuk menentang langkah tersebut. Tapi, perlu diketahui, anggota militer, negara-negara sekutu NATO, atau pemilik properti yang memiliki hubungan dengan operasi NATO berpotensi mengajukan gugatan.

Apa warga AS ingin Paman Sam keluar dari NATO?

Jajak pendapat Pew Research Center tahun 2024 menemukan bahwa 58% orang Amerika memiliki pendapat yang baik tentang NATO. Namun, angka ini menurun empat poin persentase dari tahun sebelumnya, yang mencerminkan perpecahan partisan yang semakin besar atas peran aliansi tersebut.


(sef/sef)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Elon Musk Setuju Jika AS Keluar Dari PBB & NATO

Next Article Video: Siaga PD 3! Tentara Korut Siap Beraksi di Ukraina, NATO Teriak

Read Entire Article
Kabar Sehat | Legenda | Hari Raya | Pemilu |