AS Bikin Harga Minyak Memanas

5 hours ago 1

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak mentah menguat pada Kamis (13/3/2025), didorong oleh penurunan stok bensin Amerika Serikat (AS) yang lebih besar dari perkiraan. Namun, pasar tetap dibayangi kekhawatiran terkait dampak perang tarif yang berpotensi menghambat pertumbuhan ekonomi global.

Mengacu pada data terbaru, harga minyak mentah berjangka Brent ditutup naik 0,1% ke level US$ 71,05 per barel, sementara West Texas Intermediate (WTI) menguat 0,07% menjadi US$ 67,73 per barel. Penguatan ini melanjutkan tren positif dari sesi sebelumnya, di mana Brent naik dari US$ 70,95 per barel pada Rabu (12/3/2025).

Kenaikan harga minyak terjadi setelah laporan Badan Informasi Energi AS (EIA) menunjukkan stok bensin mengalami penurunan sebesar 5,7 juta barel, jauh lebih besar dari ekspektasi pasar sebesar 1,9 juta barel. Sementara itu, stok minyak mentah AS naik 1,4 juta barel, lebih rendah dari perkiraan analis yang memprediksi kenaikan 2 juta barel.

"Penurunan stok bensin AS meningkatkan ekspektasi permintaan musiman di musim semi, tetapi ketidakpastian ekonomi akibat perang tarif membatasi pergerakan harga," ujar Hiroyuki Kikukawa, Kepala Strategi di Nissan Securities Investment.

Pasar minyak masih menghadapi tekanan dari potensi eskalasi perang dagang antara AS dan Uni Eropa. Mantan Presiden AS, Donald Trump, mengancam akan menerapkan tarif tambahan terhadap barang-barang Eropa, sementara Uni Eropa berencana melakukan tindakan balasan.

Di sisi lain, Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak (OPEC) melaporkan peningkatan produksi minyak mentah pada Februari 2025 sebesar 363.000 barel per hari, dipimpin oleh Kazakhstan. Hal ini menambah tantangan bagi OPEC+ dalam menjaga kepatuhan terhadap target produksi yang telah disepakati.

"Ketidakpastian terkait kebijakan perdagangan global masih akan menjadi faktor volatilitas utama di pasar minyak. Namun, permintaan global diperkirakan tetap solid sepanjang 2025," kata OPEC dalam laporan bulanannya.

Dengan kombinasi faktor bullish dan bearish yang terus berkembang, pasar minyak diperkirakan tetap volatil dalam jangka pendek. Investor akan terus memantau kebijakan perdagangan AS serta laporan permintaan minyak global untuk menentukan arah pergerakan harga selanjutnya.

CNBC Indonesia


(emb/emb)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Trump Mau Batasi Visa Warga Dari Negara Muslim Untuk Masuk AS

Next Article Harga Minyak Melemah, Pasar Tunggu Perkembangan Perang Rusia-Ukraina

Read Entire Article
Kabar Sehat | Legenda | Hari Raya | Pemilu |