AS dan China Melunak, Tarif Impor Kendaraan Diprediksi Bakal Turun

5 hours ago 2

loading...

Tarif Impor Kendaraan Diprediksi Bakal Turun. Foto/ Dok SindoNews

NEW YORK - Perkembangan terbaru dari perundingan tarif impor Amerika Serikat dan China telah menghasilkan kemajuan. Dalam negosiasi i kedua negara sepakat untuk mencabut sementara tarif atas barang impor.

BACA JUGA - Trump Melunak, Tunda Tarif Impor 25% ke Meksiko

Seperti dilansir dari Carscoops, berdasarkan ketentuan perjanjian, AS akan mengurangi tarif tambahan atas impor China dari 145% menjadi 30%. Sebagai imbalannya, China akan menurunkan tarif atas barang-barang AS dari 125% menjadi 10%.

Perubahan ini dijadwalkan akan tetap berlaku selama 90 hari, sehingga memberi waktu bagi para negosiator untuk bekerja menuju kesepakatan yang lebih permanen.

Apa artinya ini dalam praktik masih belum jelas, terutama jika menyangkut sektor otomotif, yang masih dikenai tarif sebesar 25% untuk impor kendaraan dan suku cadang, selain beberapa pengecualian sementara, seperti yang diuraikan dalam perjanjian USMCA .

Ya, memang rumit, seperti biasa. Namun, secara teori, pelonggaran sementara pembatasan perdagangan dapat memberi produsen mobil sedikit lebih banyak fleksibilitas dalam hal pengadaan komponen buatan China.

Kendaraan listrik buatan China masih terhambat untuk memasuki pasar AS, sebagian besar karena tarif yang diberlakukan selama pemerintahan Trump.

Namun, belum ada kejelasan mengenai kendaraan yang dibuat di China oleh merek AS seperti Buick dan Lincoln. Apakah model-model tersebut akan mengalami perubahan yang berarti berdasarkan ketentuan baru masih menjadi pertanyaan terbuka.

"Hari ini, menyusul kesepakatan baru dengan Inggris, Presiden Donald J. Trump mencapai kesepakatan dengan China untuk mengurangi tarif China dan menghilangkan pembalasan untuk membuka akses pasar bagi ekspor Amerika," kata Gedung Putih dalam sebuah pernyataan.

Meskipun pengumuman ini mungkin terdengar bagus secara politis, hasil sebenarnya bergantung pada apa yang terjadi selanjutnya.

Dengan waktu hanya 90 hari, ujian sebenarnya adalah apakah kedua belah pihak dapat mengubah jeda sementara ini menjadi kerangka kerja perdagangan yang langgeng.

(wbs)

Read Entire Article
Kabar Sehat | Legenda | Hari Raya | Pemilu |