Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump secara mengejutkan memerintahkan Departemen Perang untuk kembali melakukan uji coba senjata nuklir. Perintah itu sontak mengguncang dunia.
"Karena negara-negara lain sedang menguji programnya, saya telah menginstruksikan Departemen Perang untuk mulai menguji senjata nuklir kami secara setara," tulis Trump di platform Truth Social, dikutip AFP, Sabtu (1/11/2025).
Tindakan Trump tersebut kembali mengulang sejarah kelam uji coba atom yang pernah mengguncang bumi, seperti terjadi pada 1 November 1952, tepat hari ini 73 tahun lalu. Waktu itu, AS melakukan uji coba bom hidrogen pertamanya di Samudra Pasifik. Langkah ini ditempuh karena AS merasa kalah saing dari Uni Soviet yang sudah meledakkan bom atom pertamanya.
Mengutip situs History, Presiden Harry S. Truman kemudian mengumumkan proyek baru untuk mengembangkan senjata yang jauh lebih kuat. Alias melebihi bom atom Hiroshima-Nagasaki dan bom atom buatan Soviet. Bom ide ilmuwan Edward Teller dan Stanislaw Ulam ini menggunakan reaksi fusi nuklir.
Prosesnya mirip dengan yang terjadi di dalam matahari, menghasilkan energi ribuan kali lipat dibandingkan bom atom konvensional. Proyek itu diberi kode Ivy Mike, dengan lokasi uji di Atol Enewetak, Kepulauan Marshall. Wilayah terpencil ini dianggap aman dari permukiman besar.
Pemerintah memutuskan untuk melakukan uji coba secara rahasia atau diam-diam. Namun tanpa disadari, ada sekelompok orang sipil yang justru menyaksikan peristiwa tersebut dari dekat. Kesaksian mereka kemudian membuka mata dunia akan dahsyatnya kekuatan bom hidrogen AS.
Langit yang Menyala
Salah satu saksi itu adalah Alan Jones, seorang ahli oseanografi. Pada 1 November 1952, Jones dan krunya sedang memasang kabel di dasar laguna serta memantau ekosistem laut di Kepulauan Marshall. Saat tengah bertugas, radio kapal mereka tiba-tiba berbunyi.
Kepada Los Angeles Times, Jones mengenang bagaimana suara radio memerintahkan agar siapa pun tidak merekam situasi di sekitar lokasi. Dalam kebingungan, dia hendak membalas pesan itu. Namun sekejap kemudian, langit berubah. Dari biru menjadi merah, lalu muncul awan cendawan raksasa.
"Perubahannya seperti bola api raksasa," kenang Jones.
Beberapa detik kemudian, datanglah suara yang tak akan pernah mereka lupakan.
"Seperti seratus badai guntur datang dari segala arah," ujarnya.
Gelombang kejut membuat perairan bergolak, kapal bergetar hebat, dan udara dipenuhi debu radioaktif. Dalam kekaguman bercampur ketakutan, para awak kapal baru menyadari apa yang mereka saksikan bukan sekadar eksperimen ilmiah,melainkan awal dari bencana panjang.
Dahsyatnya gelombang itu bukan petaka pertama. Setelahnya, awan besar berbentuk jamur terbentuk di langit dan perlahan bergerak seakan memenuhi bumi. Langit langsung gelap.
Jones dan krunya buru-buru masuk ke bawah dek, menutup ventilasi, dan mematikan sistem udara. Namun semuanya sudah terlambat. Kapal mereka telah diselimuti hujan radioaktif.
"Meteran radiasi kami berbunyi kencang tanda radiasi tinggi," kenang Jones.
Dia kemudian baru diselamatkan beberapa jam kemudian oleh tentara. Itu pun setelah dilakukan pembersihan ketat. Meski awalnya terlihat baik-baik saja, beberapa hari kemudian, tubuh Jones mulai menunjukkan gejala. Trombosit darahnya anjlok drastis.
Dia harus menerima suntikan zat besi dan vitamin B12 setiap bulan selama dua tahun berikutnya. Pria asal AS itu memang selamat dan hidup panjang. Namun, banyak juga temannya yang meninggal.
Meski begitu, hidup panjang Jones juga disertai penderitaan. Radiasi berhasil mengacak-acak tubuhnya. Dia menduga penyebab istrinya sering keguguran dan anaknya mengalami cacar imbas ledakan nuklir.
Meski waktu telah berlalu, kisah Alan Jones menjadi pengingat bahwa setiap percobaan nuklir bukan sekadar ujian teknologi, melainkan juga ujian kemanusiaan. Kini, jika benar terlaksana, maka sejarah akan mengulangi peristiwa serupa.
(mfa/mfa)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Putin Buka-bukaan Mau Luncurkan Senjata Nuklir Baru, Rusia Mendominasi

5 hours ago
2































:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5273598/original/029668700_1751637513-WhatsApp_Image_2025-07-04_at_8.55.48_PM.jpeg)

















