Liputan6.com, Jakarta - Di balik suasana spiritual yang mendalam, perubahan pola makan dan gaya hidup selama Ramadan bisa memengaruhi berbagai aspek kesehatan, termasuk kesehatan reproduksi. Menyadari hal ini, Halodoc, sebagai layanan kesehatan digital, meluncurkan kampanye #SehatTanpaCobaan untuk memastikan masyarakat tetap dapat menjaga kesehatan tanpa kendala, termasuk dalam hal kesehatan reproduksi.
Tren Kesehatan Reproduksi Selama Ramadan
Salah satu perhatian utama selama Ramadan adalah perubahan siklus menstruasi yang dialami sebagian wanita. Halodoc mencatat adanya peningkatan 16% dalam konsultasi mengenai haid tidak lancar selama bulan suci ini.
Menurut dr Gracia Merryane Rauw, Sp.OG dari Halodoc, nyeri haid disebabkan oleh perubahan hormone dan kontraksi Rahim yang kuat ketika menstruasi.
“Di Indonesia, prevalensi wanita yang mengalami gejala haid tidak nyaman atau nyeri saat menstruasi diperkirakan berkisar antara 60-75%, terutama di kalangan wanita muda. Sebagian besar kasus ini adalah dismenore primer, yaitu nyeri haid yang disebabkan oleh perubahan hormon dan kontraksi rahim yang kuat saat menstruasi,” ujar dr. Gracia melalui keterangan yang diterima Liputan6.com.
Untuk mengelola gejala Premenstrual Syndrome (PMS) selama Ramadan, dr. Gracia menyarankan beberapa langkah sederhana agar ibadah tetap nyaman.
“Pastikan tubuh tetap terhidrasi dengan banyak minum air putih, konsumsi makanan bergizi, dan hindari makanan asin serta manis berlebihan. Lakukan olahraga ringan dan kelola stres dengan baik agar tubuh tetap bugar. Namun, jika keadaan tidak membaik atau gejala semakin parah, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter agar mendapatkan penanganan yang tepat,” jelasnya.
Kesadaran Masyarakat terhadap Kontrasepsi Pasca Lebaran
Tidak hanya menstruasi, tren konsultasi mengenai kontrasepsi juga mengalami lonjakan sebesar 48% dalam satu minggu setelah Lebaran. Menurut dr. Gracia, tren ini menunjukkan meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap pentingnya perencanaan keluarga.
“Perencanaan keluarga yang baik dimulai dengan memilih metode kontrasepsi yang tepat dan sesuai dengan kebutuhan masing-masing. Untuk itu, pertimbangkan rencana kehamilan, kondisi kesehatan, serta efektivitas dan efek samping dari metode yang dipilih. Pastikan juga kenyamanan dalam penggunaannya. Untuk mendapatkan solusi terbaik, konsultasikan dengan dokter agar metode yang dipilih benar-benar sesuai dengan kondisi dan kebutuhan Anda,” ungkapnya.
Solusi Kesehatan Selama Ramadan
Chief Marketing Officer Halodoc, Fibriyani Elastria, menekankan pentingnya akses kesehatan yang mudah selama Ramadan.
“Selama Ramadan, perubahan gaya hidup dapat memengaruhi berbagai aspek kesehatan. Salah satu masalah kesehatan yang seringkali luput dari perhatian adalah kesehatan reproduksi.
Melalui kampanye #SehatTanpaCobaan, Halodoc hadir untuk memudahkan masyarakat menjaga kesehatan secara proaktif, seperti vaksinasi HPV di rumah oleh tenaga medis bersertifikat, konsultasi dokter 24 jam, pemesanan obat 100% asli, hingga kemudahan vitamin booster sehingga kesehatan tetap terjaga tanpa ribet selama Ramadan,” ujar Fibriyani.
Selain itu, Halodoc juga menghadirkan berbagai inisiatif edukatif untuk meningkatkan kesadaran masyarakat, termasuk informasi kesehatan yang relevan, webinar interaktif tentang kesehatan reproduksi dan mental menjelang Lebaran, serta promo spesial Ramadan. Halodoc juga akan merilis Health & Wellness Insight 2025 edisi Ramadan & Idulfitri, yang mengungkap berbagai wawasan menarik mengenai tren kesehatan selama bulan suci.