Cari Kerja Sekarang Susah, Banyak Orang Pilih Pindah ke Profesi Ini

1 day ago 7

Jakarta, CNBC Indonesia - Industri teknologi dunia masih dibayang-bayangi dengan badai PHK. Situs pelacak Layoffs.fyi mencatat, sepanjang Februari 2025, sebanyak 15.000 karyawan kena PHK dan jadi pengangguran.

Beberapa raksasa teknologi telah mengumumkan PHK besar-besaran di awal tahun, di antaranya adalah Microsoft, Meta, Workday, dan HP.

Banyaknya PHK diiringi pula dengan sulitnya mencari kerja. Hal ini turut didorong oleh adopsi teknologi kecerdasan buatan (AI) yang lebih efisien dan mulai menggantikan beberapa profesi.

Kendati banyak profesi yang diramal akan punah di masa depan, tetapi tak sedikit profesi baru yang tercipta berkat AI.

Mengenai pekerjaan yang melibatkan AI, cerita datang dari seorang lulusan sekolah jurnalis di Amerika Serikat. Ia ditawari pekerjaan sebagai pelatih model AI oleh perusahaan data pelatihan AI, Outlier.

Orang tersebut adalah Carla McCanna, lulusan baru dari Medill School of Journalism Northwestern University. Saat itu ia belum pernah mendengar tentang perusahaan ini, tapi tawaran pekerjaan itu datang melalui Handshake, portal perekrutan milik universitas tersebut.

"Perekrut mengatakan bahwa keahlian saya sesuai dengan peran sebagai ahli penulisan dan bahwa saya akan melatih model AI untuk mengoptimalkan akurasi dan efisiensi," ujar McCanna.

Saat itu, McCanna tidak memiliki pengalaman dalam pekerjaan yang berhubungan dengan data, pembelajaran mesin, atau industri teknologi.

Keahlian yang disebut oleh perekrut adalah pengalaman jurnalistiknya, kemampuan menulis profesional, penelitian, dan pengecekan fakta.

Sebelumnya, McCanna pernah magang di The Dallas Morning News dan majalah bulanan D Magazine, dan Agustus lalu, ia meraih gelar masternya di bidang jurnalisme.

Namun, pekerjaan sebagai jurnalis cukup sulit saat ini dan persaingan untuk mendapatkannya sangat ketat.

Pada 2024, industri media di AS sedang terpuruk, bahkan ada 5.000 jurnalis yang di PHK, naik 59% dari tahun sebelumnya, menurut laporan tahunan dari Challenger, Gray & Christmas).

"Saya paling tertarik dengan majalah, penulisan feature, atau penulisan budaya dan musik, pekerjaan-pekerjaan tersebut di LinkedIn mendapatkan ribuan pelamar," ujar McCanna, dikutip dari Niemanlab.

"Sementara saya mencari posisi jurnalis saat itu, [pekerjaan Outlier] ini sepertinya bagus, karena ini benar-benar jarak jauh dan gajinya bagus jika konsisten," imbuhnya.

Selama beberapa bulan terakhir, McCanna telah bekerja penuh waktu untuk Outlier, mengambil proyek-proyek di platform dengan bayaran sekitar US$35 per jam.

Pekerjaan data dengan cepat menjadi sumber pendapatan utamanya dan merupakan pekerjaan yang dia rekomendasikan kepada teman-teman sekelasnya di Medill.

"Banyak dari kami yang masih mencari pekerjaan. Tiga kali saya memberi tahu seseorang tentang pekerjaan saya, dan mereka berkata, tolong kirimkan ke saya," katanya. "Saat ini sangat sulit, dan banyak rekan-rekan saya yang mengatakan hal yang sama."


(dem/dem)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Marak Pencurian Data, Begini Solusi Keamanan Super Canggih AMD

Next Article Manusia Rp 2.000 Triliun dan Investor Grab-GoTo Ternyata Kenalan Lama

Read Entire Article
Kabar Sehat | Legenda | Hari Raya | Pemilu |