Jakarta -
Kanker paru kerap kali tak terdeteksi pada tahap awal, dan baru terdiagnosis saat sudah memasuki stadium lanjut. Nyeri dada hingga batuk terus-menerus bisa menjadi gejala kanker paru-paru.
Namun, hal itu juga bisa menjadi tanda dari kondisi lain, termasuk masalah jantung, anemia, dan infeksi virus, seperti COVID-19.
"Beberapa gejala kanker paru-paru memerlukan perhatian segera," kata ahli bedah toraks dan kardiovaskular Ara Vaporciyan, MD, dikutip dari MD Anderson Cancer Center.
"Yang lainnya hanya perlu diperiksa dalam waktu dua atau tiga minggu. Gejala yang konstan lebih merupakan masalah daripada gejala yang hanya terjadi dalam waktu singkat dan kemudian sembuh dengan sendirinya. Dan kombinasi gejala lebih mengkhawatirkan daripada gejala yang muncul sendiri," imbuhnya.
Berikut pengakuan atau cerita tiga pasien kanker paru soal gejala yang mereka alami.
1. Nyeri Dada atau Tekanan di Dada
Deborah Schroeder, yang didiagnosis mengidap kanker paru-paru pada usia 55 tahun, mengungkapkan gejala yang dialami berupa nyeri dada yang tidak biasa.
Menurutnya, saat masih muda, seseorang cenderung merasa seolah-olah tidak akan pernah mengalami hal buruk, termasuk penyakit serius. Namun, dia mulai curiga ada sesuatu yang tidak beres meski sebelumnya dia merasa dalam kondisi kesehatan yang cukup baik.
"Saya mulai merasakan nyeri dada yang aneh pada musim panas tahun 2013," kata Deborah Schroeder.
"Saat masih muda, Anda merasa tak terkalahkan. Dan kemudian, Anda berpikir itu tidak akan pernah terjadi pada Anda. Namun, saya tahu ada yang salah karena hingga saat itu, saya cukup sehat."
2. Batuk yang Mengganggu
Nancy White, seorang pensiunan guru sekolah dari Pensacola, Florida, berusia 71 tahun ketika ia didiagnosis pada tahun 2015. Ia mengalami gejala berupa batuk tak kunjung sembuh, bahkan bertambah parah saat di malam hari.
"Saya mencoba meredakannya dengan mengonsumsi antibiotik. Saya juga menjalani beberapa tes alergi dan berkonsultasi dengan dokter spesialis telinga, hidung, dan tenggorokan. Semua itu tidak membantu," tutur White.
3. Sesak Napas
Ashley Stringer, berusia 34 tahun ketika ia didiagnosis mengidap kanker paru-paru pada tahun 2017. Ibu dua anak itu mengaku mengalami gejala berupa sesak napas saat berolahraga di atas treadmill.
Meskipun sempat melihat iklan tentang penyakit paru obstruktif kronis (PPOK) di televisi, Stringer merasa dirinya masih terlalu muda untuk mengalami kondisi serius seperti itu.
"Saya punya firasat bahwa saya perlu memeriksakannya."
Tonton juga "Dampak Nge-vape di Tubuh: Risiko Bronkitis hingga Kanker Paru" di sini:
NEXT: Gejala Kanker Paru Lainnya
Gejala kanker paru yang harus diwaspadai
Di sisi lain, Vaporciyan mengungkapkan beberapa gejala kanker paru lainnya yang perlu diwaspadai. Antara lain:
- Batuk berdarah atau mengeluarkan dahak berwarna karat
- Perubahan pada batuk yang tidak berhubungan dengan tanda-tanda infeksi (demam, menggigil, malaise, dll.)
- Nyeri dada yang konstan atau bertambah parah saat tertawa, batuk, atau berolahraga
- Penurunan berat badan (gejala tahap akhir)
- Pembengkakan pada leher atau wajah (gejala yang sudah sangat parah)
"Banyak perokok yang mengalami batuk kronis. Tetapi jika Anda mengalami batuk baru atau batuk yang lebih parah yang tidak membaik dengan antibiotik dalam beberapa minggu, saya akan meminta semacam pencitraan," jelas Vaporciyan.
"Itu juga berlaku untuk mereka yang bukan perokok, karena kanker paru-paru semakin sering didiagnosis di antara orang-orang yang tidak pernah merokok atau menggunakan produk tembakau. Dan setiap kali Anda batuk berdarah, itu perlu segera diperiksakan."
Simak juga video "Dampak Nge-vape di Tubuh: Risiko Bronkitis hingga Kanker Paru" di sini: