Ekspansi Kedai Kopi RI Tembus Pasar Australia

6 hours ago 1

loading...

Setelah mencatat pencapaian 1.000 kedai, jaringan kedai kopi non-waralaba asal Indonesia, Kopi Kenangan, resmi memperluas ekspansinya ke Australia. Foto/Dok

JAKARTA - Setelah mencatat pencapaian 1.000 kedai, jaringan kedai kopi non-waralaba asal Indonesia, Kopi Kenangan , resmi memperluas ekspansinya ke Australia. Mereka membuka kedai pertama di Little Indo Town, Westfield. Sydney, pada 14 April 2025.

Melbourne menjadi destinasi selanjutnya, menandai langkah penting perusahaan dalam memasuki pasar di luar kawasan Asia. Ini sekaligus menegaskan agenda ekspansi global bisnis kopi Indonesia di tengah kompetisi ketat industri minuman siap saji dunia.

Pasar Australia dipilih karena karakteristik konsumen yang memiliki budaya minum kopi kuat dan apresiasi tinggi terhadap kualitas. Berdasarkan laporan Statista, konsumsi kopi per kapita di Australia mencapai 1,91 kg per tahun, menjadikannya salah satu pasar paling potensial untuk produk kopi.

Dengan pendekatan harga kompetitif dan cita rasa khas Nusantara melalui menu andalan seperti latte gula aren, perusahaan melihat peluang besar untuk membangun basis pelanggan baru di wilayah tersebut.

“Pencapaian 1.000 kedai adalah momen penting, tapi ini baru awal dari mimpi besar kami. Ekspansi ke Australia adalah langkah strategis untuk membawa kopi Indonesia ke kancah internasional,” ujar Edward Tirtanata, Co-Founder dan Group CEO PT Bumi Berkah Boga, perusahaan induk Kopi Kenangan.

Ekspansi ini juga melengkapi kehadiran merek tersebut yang telah lebih dulu merambah Malaysia (98 kedai), Singapura (7 kedai), Filipina (2 kedai), dan India (1 kedai). Di dalam negeri, kedai ke-1.000 dibuka di Solo, Jawa Tengah, dengan bangunan ikonik bergaya arsitektur Jawa, sebagai bentuk penghormatan terhadap akar budaya lokal. Hingga kini, Kopi Kenangan telah membuka kedai di 67 kota di Tanah Air.

Tanggapan atas IPO Fore Coffee

Edward Tirtanata juga menyambut positif keberhasilan IPO Fore Coffee yang mencatat auto reject atas dan oversubscribed 200 kali. Menurut dia, hal ini merupakan sinyal baik bagi industri F&B di Indonesia.

Namun, pihaknya belum akan mengikuti jejak Fore karena menilai skala bisnisnya saat ini belum cukup besar untuk IPO. Edward menyebut, IPO sebaiknya dilakukan saat perusahaan telah memiliki 2.500 kedai, termasuk 500 di luar negeri, dan pendapatan internasional yang signifikan. Target ini diperkirakan tercapai dalam 3–4 tahun ke depan.

"Kami akan go public kalau sudah jadi pemain global, bukan hanya regional," tegasnya.

(akr)

Read Entire Article
Kabar Sehat | Legenda | Hari Raya | Pemilu |