Forum IFIS 2025 Serukan Percepatan Implementasi Inklusi Keuangan di Indonesia

3 hours ago 3

loading...

Pemerintah menegaskan komitmen meningkatkan inklusi keuangan dalam acara Indonesia International Financial Inclusion Summit (IFIS) 2025. Foto/Dok

JAKARTA - Pemerintah menegaskan komitmen meningkatkan inklusi keuangan dalam acara Indonesia International Financial Inclusion Summit (IFIS) 2025 yang digelar pada Selasa, 6 Mei 2025. Mengusung tema ‘Inklusi Keuangan untuk Mendukung Asta Cita', IFIS 2025 menjadi forum diskusi dan kolaborasi strategis pertama di Indonesia yang secara khusus berfokus pada inklusi keuangan.

Acara ini diselenggarakan oleh Tony Blair Institute for Global Change (TBI) dan Gates Foundation, dengan dukungan dari Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian dan Dewan Nasional Keuangan Inklusif.

Deputi Bidang Koordinasi Perniagaan dan Ekonomi Digital, Ali Murtopo Simbolon meyakini IFIS 2025 tidak hanya akan menjadi forum dialog, tetapi juga menjadi tonggak penting untuk mempercepat agenda inklusi keuangan nasional."Kolaborasi ini akan membuka jalan untuk mengatasi tantangan-tantangan paling mendesak yang terjadi di masyarakat kita," ungkapnya saat menyampaikan sambutan.

Baca Juga: Begini Strategi MNC Teknologi Nusantara Dorong Inklusi Keuangan di Indonesia

Berdasarkan data terbaru angka inklusi finansial di Indonesia telah menunjukan peningkatan positif. 76,3% penduduk tercatat telah memiliki rekening di lembaga keuangan formal, dan 88,7% telah menggunakan layanan keuangan formal.

“Kami turut bangga dan bersyukur atas tren positif ini yang selaras dengan komitmen pemerintah untuk mempercepat inklusi keuangan,” ujarnya.

Hadir pula representasi global yaitu Barbara Ubaldi selaku Global Senior Director for Government Innovation & AI dari TBI. Barbara menyatakan, bahwa tanpa akses layanan keuangan dasar, masyarakat menjadi lebih rentan jatuh ke jarung kemiskinan yang lebih dalam di saat krisis.

“Misalnya, pada saat pandemi Covid-19 banyak masyarakat rentan di dunia yang cenderung tidak memiliki dana darurat untuk keperluan pelayanan kesehatan mendesak. Selain itu, banyak juga yang kehilangan mata pencaharian nya,” ujar Barbara.

Ia juga menambahkan dua prioritas utama, “Yaitu membangun infrastruktur digital publik yang inovatif serta memanfaatkan teknologi untuk memperluas akses, meningkatkan efisiensi, dan menurunkan biaya operasi finansial.”

Melalui rangkaian diskusi panel tematik serta peluncuran dokumen strategis ‘Kajian Pemetaan Inklusi Keuangan: Percepatan Akses Layanan Keuangan untuk Kelompok Sasaran’, acara IFIS 2025 menyoroti berbagai isu krusial dan inovasi sistem keuangan inklusif. Kajian pemetaan ini diharapkan bisa menjadi sebuah referensi untuk penyusunan Strategi Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan ke depannya.

Read Entire Article
Kabar Sehat | Legenda | Hari Raya | Pemilu |