Harga Batu Bara Tiba-tiba Melejit Lagi, Terima kasih Afrika!

6 hours ago 2

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga batu bara mengalami penguatan dalam dua hari beruntun di tengah semakin gencarnya soal penggunaan "emas hitam" satu ini.

Dilansir dari Refinitiv, harga batu bara pada Selasa (20/5/2025) tercatat sebesar US$105,65/ton atau naik 2,57% apabila dibandingkan penutupan perdagangan 19 Mei 2025 yang sebesar US$103/ton.

Apresiasi harga batu bara ini telah terjadi selama dua hari beruntun dan berpotensi melanjutkan kenaikannya di hari mendatang.

Dikutip dari engineeringnews.co.za, Afrika Selatan tetap berkomitmen pada penggunaan batu bara sebagai bagian dari bauran energinya, sambil secara simultan meningkatkan jaringan listrik nasional untuk mendukung transisi menuju energi terbarukan meskipun ada tekanan internasional untuk mengurangi ketergantungan pada batu bara, negara ini mengandalkan batu bara untuk lebih dari 80% kebutuhan listriknya dan berencana mempertahankan pembangkit listrik tenaga batu bara hingga 2050.

Sebagai bagian dari rencana transisi energi, Afrika Selatan berencana membangun 1.164 km jalur transmisi baru pada tahun 2026 untuk menghubungkan proyek energi terbarukan dengan jaringan nasional, mengatasi kendala yang saat ini membuat proyek-proyek tersebut tidak dapat beroperasi secara optimal. Namun, proyek ini menghadapi tantangan pendanaan, dengan kebutuhan investasi sebesar US$21 miliar untuk ekspansi jaringan yang vital bagi transisi energi hijau.

Dukungan terhadap penggunaan batu bara juga terjadi di India yang melihat gasifikasi batu bara sebagai langkah besar menuju bahan bakar yang lebih bersih dan masa depan industri yang lebih ramah lingkungan.

Kementerian Batu Bara telah meningkatkan upaya untuk mempromosikan gasifikasi batu bara sebagai bagian dari kebijakan pemerintah untuk beralih ke bahan bakar yang lebih bersih, teknologi yang lebih hijau, dan visi jangka panjang untuk pertumbuhan yang berkelanjutan dan inklusif.

Gasifikasi batu bara mengubah batu bara padat menjadi gas sintetik (syngas), campuran karbon monoksida, hidrogen, dan karbon dioksida yang dapat digunakan untuk menghasilkan bahan bakar yang lebih bersih, bahan kimia seperti metanol dan amonia, serta mengurangi emisi. Teknologi ini memungkinkan konversi batu bara menjadi produk hilir seperti metanol, amonium nitrat, gas alam sintetis (SNG), dan pupuk, sehingga mendukung keberlanjutan lingkungan dan sejalan dengan visi India Maju 2047.

Pemerintah telah menyetujui alokasi dana sebesar INR 8.500 crore sebagai insentif finansial untuk mempromosikan proyek gasifikasi batu bara, baik oleh BUMN maupun perusahaan swasta.

Sebagai bagian dari inisiatif ini, Coal India Limited dan GAIL (India) Limited telah menandatangani perjanjian usaha patungan untuk mendirikan pabrik Coal to Synthetic Natural Gas menggunakan teknologi gasifikasi batu bara permukaan di wilayah Raniganj, West Bengal. Pabrik ini diharapkan menghasilkan 80.000 Nm³ per jam SNG, dengan produksi tahunan sebesar 633,6 juta Nm³, yang akan membutuhkan pasokan 1,9 juta ton batu bara dari Coal India Ltd.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

(rev/rev)

Read Entire Article
Kabar Sehat | Legenda | Hari Raya | Pemilu |