Heboh Politisi Australia Karang Pernyataan Prabowo Soal Markas Rusia

2 days ago 9

Jakarta, CNBC Indonesia - Eskalasi politik di Australia memanas. Hal ini disebabkan manuver pemimpin oposisi Negeri Kangguru, Peter Dutton, yang membuat pernyataan keliru terkait Presiden RI Prabowo Subianto.

Mengutip ABC News, Kamis (17/4/2025), hal ini diawali oleh pemberitaan media pertahanan Janes terkait rencana Rusia untuk membuka pangkalan militer Angkatan Udara di wilayah Biak, Papua. Dutton kemudian mengalamatkan laporan itu kepada pemerintah Australia dengan menyebut hal ini sebagai sesuatu yang sangat serius dan telah diumumkan 'secara publik' oleh Presiden Prabowo.

"Akan menjadi kegagalan yang sangat besar jika mereka tidak menerima pemberitahuan tentang permintaan tersebut sebelum diumumkan secara publik oleh Presiden Indonesia," ungkapnya.

"Ada komentar yang saya lihat dilaporkan dari juru bicara Indonesia, dan itu jelas berasal dari pemerintah. Laporan negosiasi atau diskusi yang telah terjadi antara Rusia dan Indonesia."

Hal ini sontak mendapatkan bola panas dari pihak koalisi pemerintahan Perdana Menteri (PM) Anthony Albanese. Pasalnya, Prabowo belum membuat pernyataan publik atau pengumuman apa pun tentang permintaan yang dilaporkan tersebut.

Partai Buruh memanfaatkan komentar tersebut sebagai bukti bahwa Dutton telah membuat pernyataan tersebut untuk tujuan politik. Salah satu anggota koalisi Albanese yang juga Menteri Luar Negeri Australia, Penny Wong, melabeli Dutton sebagai terlalu gegabah dan agresif untuk menjadi PM Australia. Apalagi, Indonesia telah mengklarifikasi bahwa wacana pembangunan markas militer Rusia di Papua tidaklah benar.

"Peter Dutton mengarang pernyataan Presiden Indonesia. Ini adalah hal yang luar biasa untuk seseorang yang ingin menjadi PM," tegasnya.

Ketegangan ini sendiri terjadi saat Australia sudah mendekati masa-masa pemilu. Albanese, yang merupakan motor Partai Buruh, telah menegaskan posisinya untuk tidak menerima kehadiran Rusia di dekat wilayahnya.

"Kami jelas tidak ingin melihat pengaruh Rusia di wilayah kami," kata Albanese kepada wartawan.

Sementara itu, dengan fakta-fakta ini, Dutton pada debat terbaru hari Rabu mengatakan bahwa ia salah mengambil referensi. Maka itu, secara khusus, ia menyampaikan permohonan maafnya kepada publik.

"Referensi yang saya buat seharusnya tidak ditujukan kepada presiden, itu terkait dengan sumber dari pemerintahan Prabowo," kata Dutton. "Itu adalah kesalahan dan saya dengan senang hati mengakuinya."


(tps/tps)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Situs Militer AS, Janes Sebut Rusia Incar Pangkalan AU di Papua

Next Article Video: Alasan Australia Mau Larang Anak di Bawah 16 Tahun Main Medsos

Read Entire Article
Kabar Sehat | Legenda | Hari Raya | Pemilu |