Investor Emas Full Senyum! Harga Pecah Rekor Lagi

1 day ago 10

Jakarta, CNBC Indonesia - Lagi-lagi harga emas dunia kembali memecahran rekor tertinggi sepanjang masa.

Merujuk data Refiniv, pada perdagangan Selasa hari ini (1/4/2025) paa pukul 06.45 WIB, harga emas dunia (XAU) bertengger di posisi US$ 3.124,27 per troy ons, menguat 0,04% sejak pembukaan.

Penguatan ini mencetak All Time High (ATH) setelah sehari sebelumnya menguat 1,27% dan ditutup di posisi US$ 3.123,05 per troy ons.

Jika hari ini berhasil ditutup di zona positif lagi, maka akan menandai harga emas naik empat hari beruntun.

Melonjak-nya harga emas seiring dengan permintaan yang meningkat untuk aset safe haven seiring dengan banyaknya ketidakpastian di pasar, mulai dar tarif trump yang memicu perang dagang sampai potensi perlambatan ekonomi.

Presiden AS telah berjanji untuk menargetkan negara-negara yang mengenakan pajak atas impor AS dengan menyamakannya dengan tarif timbal balik.

Donald Trump telah memerintahkan timnya untuk mulai menghitung bea masuk paling lambat awal April 2025 ini. Hal ini meningkatkan kekhawatiran akan perang dagang global yang juga dapat memperpanas laju inflasi AS.

"Mengenai perdagangan, saya telah memutuskan demi tujuan keadilan, bahwa saya akan mengenakan tarif timbal balik, yang berarti apa pun yang dikenakan negara kepada Amerika Serikat, kami akan mengenakannya. Tidak lebih, tidak kurang," tulisnya di Truth Social.

Hal ini akan memicu negosiasi dengan puluhan negara yang bertujuan untuk menurunkan tarif dan hambatan perdagangan mereka. AS ingin mengecilkan defisit perdagangan barangnya yang mencapai US$1,2 triliun tahun lalu.

Proposal tarif baru yang akan diumumkan pada 2 April besok, juga diperkirakan akan menambah tekanan inflasi hingga 1%, mendorong investor beralih ke aset lindung nilai seperti emas.

Data ekonomi terbaru menunjukkan indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi (PCE) AS naik 0,4% secara bulanan, lebih tinggi dari ekspektasi. Hal ini semakin memperkuat spekulasi bahwa inflasi bisa tetap tinggi dalam waktu yang lebih lama.

The Federal Reserve masih mempertahankan suku bunga di level saat ini, dengan proyeksi pemangkasan suku bunga sebesar 63 basis poin hingga akhir tahun. Namun, data inflasi yang lebih panas dari perkiraan dapat memperlambat langkah pemangkasan suku bunga, menjaga imbal hasil riil tetap rendah situasi yang mendukung harga emas.

Di sisi lain, survei terbaru CNBC CFO Council menunjukkan bahwa 60% CFO di AS kini memperkirakan resesi terjadi sebelum akhir tahun, naik drastis dari hanya 7% pada kuartal sebelumnya. Kekhawatiran resesi, ditambah dengan ketidakpastian kebijakan perdagangan dan melemahnya belanja modal perusahaan, semakin memperkuat daya tarik emas sebagai aset safe-haven.

CNBC INDONESIA RESEARCH

(tsn/tsn)

Read Entire Article
Kabar Sehat | Legenda | Hari Raya | Pemilu |