Jakarta, CNBC Indonesia - Jepang kini jadi korban baru Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump. Presiden ke-47 Paman Sam itu tiba-tiba mengeluh dan melepaskan "tembakan mendadak" ke sekutu utamanya tersebut.
Trump mengatakan Jepang tidak "diharuskan melindungi" AS secara militer dan menghasilkan "kekayaan" dari negeri itu secara ekonomi. Pernyataan ini terjadi saat menteri perdagangan Jepang sedang mengatur perjalanan ke Washington untuk meminta pengecualian dari tarif AS yang akan segera berlaku untuk baja dan aluminium.
"Kami memiliki hubungan yang baik dengan Jepang. Namun, kami memiliki kesepakatan menarik dengan Jepang bahwa kami harus melindungi mereka, tetapi mereka tidak harus melindungi kami," kata Trump Kamis waktu setempat, dikutip AFP Jumat (7/3/2025).
"Dan omong-omong, mereka menghasilkan banyak uang dari kami secara ekonomi. Saya sebenarnya bertanya, siapa yang membuat kesepakatan ini?," ujarnya.
Perlu diketahui sekitar 54.000 personel militer AS ditempatkan di Jepang. Sebagian besar di wilayah Okinawa di sebelah timur Taiwan.
Trump sendiri menerapkan tarif baja dan aluminium sebesar 25%. Ini akan diberlakukan Rabu minggu depan, tanpa pengecualian.
Sementara itu, Menteri Ekonomi, Perdagangan dan Industri Tokyo, Yoji Muto, mengatakan kepada wartawan bahwa ia berharap kunjungannya ke AS akan menjadi kemenangan bagi kepentingan nasional Jepang dan AS. Ia mengatakan kunjungan tersebut sedang dikoordinasikan meski tidak mengonfirmasi tanggal pertemuan, 9-13 Maret yang diberikan oleh media Jepang.
"Penting untuk mempelajari secara saksama konten spesifik dari langkah-langkah (tarif) ini dan dampaknya," kata Muto pada hari Jumat.
Ia juga menepis pengumuman Trump bahwa Jepang termasuk di antara negara-negara yang ingin menginvestasikan triliunan dolar dalam jaringan pipa gas alam "raksasa" di Alaska. Menurutnya masalah itu perlu dipelajari oleh pemerintah dan sektor swasta, dalam hal profitabilitas dan kapan pasokan akan dimulai.
"Saya berharap mendengar lebih banyak rincian tentang proyek ini" dari pejabat AS, tambahnya.
Sebelumnya, Perdana Menteri (PM) Shigeru Ishiba juga memberi pernyataan. Ia mengatakan kepada parlemen pada hari Rabu bahwa kontribusi Jepang terhadap ekonomi AS sangat signifikan.
"Jadi kami ingin mengajukan banding dengan tegas, dengan emosi dan logika, ke Washington terkait tarif, katanya.
(sef/sef)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Jepang Alami Kebakaran Hutan Terbesar Dalam Setengah Abad
Next Article Video: September 2024, Jepang Melanjutkan Deflasi 2,5%