Ketika Tubuh Tak Membusuk Menjadi Tanda Kekudusan

4 hours ago 3

Jakarta, CNBC Indonesia - Dalam sejarah panjang Gereja Katolik, terdapat sejumlah kasus yang mencengangkan umat dan ilmuwan: jenazah para santo dan santa yang tidak mengalami kerusakan bahkan berabad-abad setelah kematian. Fenomena ini dikenal dengan istilah incorruptibility, dan bagi Gereja Katolik dianggap sebagai salah satu tanda kekudusan serta kehidupan yang berkenan kepada Tuhan.

Salah satu figur paling dikenal adalah Santa Bernadette Soubirous, gadis sederhana dari Lourdes, Prancis. Dia dikenal setelah mengaku mendapat penampakan Bunda Maria pada tahun 1858. Tak ingin asal-asalan, Uskup setempat bahkan sampai menyelidiki kebenaran penampakan yang diceritakan Bernadette.

Hingga kemudian penampakan itu diakui setelah Maria memberikan tanda untuk diungkapkan Bernadette kepada Uskup bahwa benar ia adalah Maria, Bunda Yesus. Kepada Bernadette, Maria menampakkan dirinya sebanyak 18 kali, antara 11 Februari hingga 16 Juli 1858. Penampakan ini menjadi salah satu yang paling terkenal di Gereja Katolik, dan hingga sekarang, lokasi penampakan itu jadi tempat tujuan ziarah dan dilaporkan sering terjadi mukjizat kepada orang sakit.

Setelah wafat pada 16 April 1879, jasad Bernadette dibongkar tiga kali dalam proses kanonisasi. Hal ini dilakukan setelah Gereja mendapat laporan yang mengaku mendapat mukjizat setelah meminta bantuan doa Bernadette. Hasilnya, tubuhnya ditemukan hampir utuh, tanpa bau busuk. Kini ia disemayamkan di Kapel Saint Gildard, Nevers.

Kondisi tubuh yang tak rusak ini adalah kemudian jadi salah satu syarat yang menjadikan Bernadette ditetapkan Gereja Katolik sebagai orang kudus alias Santa. 

Untuk menjadi Santo atau Santa, Gereja Katolik akan melakukan penyelidikan kandidat. Mulai dari laporan mukjizat, pemeriksaan jasad, hingga tanda-tanda lain yang dipersyaratkan wajib dalam proses kanonisasi atau penetapan orang kudus. 

Sebelum dinyatakan jadi Santo atau Santa, jika memenuhi syarat yang ditetapkan Gereja, si kandidat terlebih dahulu diberi gelar Hamba Tuhan. Lalu akan dilakukan penyelidikan lanjutan, yang kemudian menganugerahi dia gelar Yang Mulia. Setelah itu akan dilakukan penyelidikan atas mukjizat yang dilaporkan, jika memenuhi syarat, dia akan dibeatifikasi dan mendapat gelar Beato atau Beata. 

Setelah menjadi Beato atau Beata, jika kemudian terjadi mukjizat baru, akan dilakukan penyelidikan. Setelah itu, Paus akan menetapkan dia sebagai Santo atau Santa, dan mengumumkan kapan akan ditetapkan resmi.

Saat ini, Gereja Katolik tengah menanti penetapan resmi Beato Carlo Acutis sebagai Santo. Seyogiyanya, Paus Fransiskus akan melakukan proses penetapan ini pada 27 April 2025 lalu. Namun, Paus Fransiskus lebih dulu wafat, sehingga proses penetapan Santo bagi Beato Carlo Acutis ditunda. Carlo Acutis akan menjadi Santo pertama Gereja Katolik dari generasi milenial.

Para Santo dan Santa Gereja Katolik

Di Lebanon, umat Katolik Maronit menghormati Santo Charbel Makhlouf, seorang pertapa yang hidup dalam keheningan dan doa. Beberapa bulan setelah kematiannya, makamnya memancarkan cahaya, dan jenazahnya ditemukan masih segar serta mengeluarkan cairan tak biasa. Ia menjadi sumber berbagai kesaksian penyembuhan ajaib hingga kini.

Dari Italia, Santa Rita dari Cascia, dikenal karena kesabarannya dalam penderitaan dan luka stigmata di dahinya, juga meninggalkan jasad yang tak membusuk. Disemayamkan di basilika yang megah, tubuhnya tetap terpelihara, dengan wajah tampak damai seolah sedang tidur.

Santa Veronica Giuliani, seorang mistikus abad ke-17, juga menunjukkan fenomena serupa. Dikenal karena pengalamannya yang intens dalam doa dan menerima luka Kristus, tubuhnya tetap utuh setelah kematian, dan kini terletak di Città di Castello.

Jenazah Paus Fransiskus ditempatkan dalam peti jenazah terbuka selama ritual pernyataan kematian di kediaman Santa Marta di Vatikan, 22 April 2025. (Vatican Media/Handout via REUTERS)Foto: Jenazah Paus Fransiskus ditempatkan dalam peti jenazah terbuka selama ritual pernyataan kematian di kediaman Santa Marta di Vatikan, 22 April 2025. (Vatican Media/Handout via REUTERS)
Jenazah Paus Fransiskus ditempatkan dalam peti jenazah terbuka selama ritual pernyataan kematian di kediaman Santa Marta di Vatikan, 22 April 2025. (Vatican Media/Handout via REUTERS)

Hal yang sama terjadi pada Santa Catherine Labouré, sosok di balik Medali Wasiat yang terkenal. Jenazahnya ditemukan masih utuh puluhan tahun setelah wafat, dan kini berada dalam peti kaca di Rue du Bac, Paris.

Santo Yohanes Maria Vianney, pelindung para imam, juga dihormati karena jasadnya yang awet. Selama hidup, ia dikenal karena pengakuan dosa yang berlangsung berjam-jam setiap hari. Kini jenazahnya menjadi salah satu relikui yang paling dihormati di Ars, Prancis.

Dari masa yang lebih jauh, Santa Zita, seorang pelayan rumah tangga yang hidup suci di Lucca, Italia, ditemukan dalam kondisi jasad yang tak membusuk lebih dari tiga abad setelah kematiannya.

Menariknya, salah satu kasus tertua adalah Santo Silvanus, seorang martir dari abad ke-4. Tubuhnya yang nyaris utuh selama lebih dari 1.600 tahun kini disimpan di Gereja San Silvestro, Venesia.

Sementara itu, laporan terbaru pada 2024 menyebutkan, tubuh Santa Teresa dari Ávila, reformis Ordo Karmelit dan penulis mistik terkemuka, tetap dalam kondisi baik sejak terakhir diperiksa satu abad lalu. Ia kini bersemayam di Alba de Tormes, Spanyol.

Meski Gereja Katolik tidak secara otomatis menyatakan keawetan jenazah sebagai mukjizat, fenomena ini tetap menarik perhatian, baik umat beriman maupun dunia medis. Para ahli mengkaji kemungkinan faktor lingkungan, kondisi pemakaman, dan peran rohani yang mungkin turut memengaruhi.

Di balik segala penjelasan ilmiah, umat Katolik tetap melihat tubuh yang tak membusuk sebagai tanda harapan akan kebangkitan dan kehidupan kekal yang dijanjikan. Sebuah pengingat, kesucian hidup memiliki jejak yang bahkan maut tak sanggup menghapus.

CNBC Indonesia Research

[email protected]

Read Entire Article
Kabar Sehat | Legenda | Hari Raya | Pemilu |