loading...
Korea Utara membangun kapal selam rudal strategis bertenaga nuklir. Pakar memperingatkan kapal selam itu akan menjadi ancaman baru yang mengerikan bagi AS dan Korea Selatan. Foto/KCNA
PYONGYANG - Korea Utara (Korut) telah menunjukkan bahwa mereka sedang membangun kapal selam bertenaga nuklir yang dapat membawa senjata berkemampuan nuklir.
Seorang pakar mengatakan senjata tersebut akan menjadi ancaman baru yang mengerikan bagi Amerika Serikat (AS) dan sekutunya; Korea Selatan.
Gambar-gambar yang dirilis media pemerintah Pyongyang menunjukkan pemimpin Korea Utara Kim Jong-un sedang mengunjungi galangan kapal Angkatan Laut untuk melihat kapal perang besar tersebut, yang oleh media pemerintah disebut sebagai "kapal selam rudal strategis bertenaga nuklir".
Kapal selam itu didugga memiliki berat hingga 7.000 ton dan dapat membawa sekitar 10 rudal serta senjata berkemampuan nuklir. Demikian disampaikan Moon Keun-sik, seorang ahli kapal selam Korea Selatan yang mengajar di Universitas Hanyang Seoul, kepada Associated Press, Minggu (9/3/2025).
"Itu akan benar-benar mengancam kami dan AS," katanya lagi.
Moon memperkirakan kapal selam itu dapat diluncurkan untuk uji coba dalam satu atau dua tahun sebelum pengerahan sebenarnya.
Selama kunjungannya, Kim Jong-un menekankan bahwa Korea Utara perlu membuat kapal perang yang sangat kuat itu memenuhi misinya. ”Untuk menahan diplomasi kapal perang yang tak kenal ampun dari pasukan musuh,” tulis media pemerintah Korea Utara, mengutip Kim Jong-un.
Korea Utara telah lama bersaing untuk mendapatkan kapal selam bertenaga nuklir, yang akan memungkinkannya untuk menembakkan rudal dari bawah air.
Deteksi senjata tingkat lanjut sulit dilakukan, sehingga pembangunan kapal perang negara itu mengkhawatirkan.
Bagaimana negara yang sangat dikenai sanksi, yang menggunakan kapal selam Soviet bertenaga diesel kuno, memperoleh sumber daya dan teknologi untuk membangun kapal selam bertenaga nuklir masih menjadi misteri. Namun Moon berteori bahwa negara itu mungkin telah menerima bantuan dari Rusia.
Rusia mungkin telah menawarkan bantuan teknologi untuk membangun reaktor nuklir sebagai imbalan atas pasokan senjata dan pasukan Korea Utara dalam perang yang sedang berlangsung melawan Ukraina, kata Moon.
Korea Utara dalam beberapa hari terakhir telah meningkatkan retorika anti-Amerika-nya—dan berjanji meningkatkan program senjata nuklirnya—menjelang latihan militer tahunan AS dan Korea Selatan yang akan diadakan pada hari Senin.
Presiden Trump telah berulang kali mengatakan bahwa dia akan menghubungi Kim Jong-un untuk menghidupkan kembali hubungan mereka, tetapi Korea Utara mengeklaim permusuhan antara kedua negara telah meningkat dalam beberapa bulan terakhir.
(mas)