Laba UNVR Melonjak 200%, Indofood dan Cimory Gimana?

3 hours ago 1

Jakarta, CNBC Indonesia - Sederet emiten di sektor konsumer mencatatkan kinerja awal yang baik pada kuartal I/2025. Bahkan ada yang turnaround dari rugi menjadi untung.

Kami mencatat ada empat emiten yang mencatat kinerja baik ini diantaranya ada PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR), PT Indofood CBP Tbk (ICBP), beserta induk usahanya PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF), dan PT Cisarua Mountain Dairy Tbk (CMRY).

Dari tabel di atas terlihat bahwa ICBP berhasil mencatat pertumbuhan paling pesat karena bisa membalikan rugi ke untung, dari rugi Rp1,07 pada kuartal terakhir tahun lalu menjadi laba Rp2,65 triliun pada tiga bulan pertama tahun ini.

Berikutnya disusul induk usaha-nya, INDF yang dapat berkah dari kinerja ciamik ICBP di mana laba berhasil terbang nyaris 400% secara kuartalan.

Lalu ada UNVR yang menunjukkan peningkatan kinerja dengan laba baik lebih dari 200% dan CMRY mengawali tahun ini dengan kenaikan laba sekitar 32% secara kuartalan (QoQ) pada periode triwulan pertama 2025.

Berikut kita ulas satu per satu kinerja profitabilitas empat emiten di atas :

ICBP

Sebagai peringkat teratas dengan pertumbuhan laba paling pesat. ICBP menghasilkan pendapatan pada kuartal pertama tahun ini sebanyak Rp20,2 triliun, tumbuh 18% QoQ.

Pendapatan yang tumbuh solid mayoritas didukung peningkatan volume, termasuk di segmen mie naik 4%, lalu makanan ringan dan bumbu yang masing-masing naik 1%, serta susu naik 3%. Sedangkan untuk minuman mengalami penurunan 8%.

Sementara itu, untuk penjualan luar negeri tumbuh 4% secara tahunan (yoy), berkat keniakan volume, meskipun rata-rata harga jual (average selling price/ASP) turun 2% yoy.

Dari sisi efisiensi operasional berhasil menaikkan margin laba bersih (NPM) meskipun ada penurunan margin laba kotor (GPM).

Tercatat GPM per kuartal I/2025 di 36.1%, turun dari posisi kuartal sebelumnya sebesar 36,5% dan kuartal I/2024 sebesar 38,2%.

Menariknya, perusahaan berhasil menaikkan margin laba bersih jadi 13,2%. Dibandingkan kuartal 4/2024 minus 6,3%, sementara periode yang sama tahun lalu di 11,8%.

INDF

Kedua ada induk usaha-nya ICBP yaitu INDF. Karena masih punya relasi, tentunya INDF dapat keuntungan dari kinerja ciamik ICBP.

Dari sisi top line, INDF mencatatkan pendapatan sebesar Rp31,55 triliun pada triwulan pertam tahun, tumbuh 2,5% yoy, sementara secara kuartalan lebih pesat sampai 9,4%.

Pertumbuhan ini didorong segmen agribisnis yang tumbuh 28,67% yoy menjadi Rp4,79 triliun, seiring dengan kenaikan harga rata-rata minyak sawit (CPO) sebesar 15,3% yoy menjadi MYR 4.675 per ton pada kuartal I/2025.

Segmen produk konsumen bermerk juga niak 2,11% yoy menjadi Rp19,97 triliun dan segmen distribusi naik 1,48% yoy menjadi Rp2 triliun. Sementara itu, untuk segmen bigasari turun 4,63% yoy jadi Rp7,95 triliun

INDF membukukan pertumbuhan pendapatan sebesar 2,5% YoY menjadi Rp31,55 triliun pada triwulan I 2025. Pertumbuhan tersebut didorong oleh peningkatan penjualan segmen agribisnis sebesar 28,67% YoY menjadi Rp4,79 triliun pada triwulan I 2025, sejalan dengan kenaikan harga rata-rata minyak kelapa sawit (CPO) sebesar 15,3% YoY menjadi MYR4.675/ton pada triwulan I 2025.

Sama halnya dengan ICBP, INDF juga mencatatkan efisiensi operasional yang optimal mampu mendongkrak margin laba bersih meskipun margin laba kotor turun.

Untuk catatan, GPM per kuartal I/2025 berada di 36,9%, turun dari kuartal sebelumnya di 38,8%. Namun, NPM berhasil naik siginifikan, dari 2,7% menjadi 12,4% untuk periode yang sama.

UNVR

Beralih ke emiten lain, ada UNVR yang berhasil mencatat pertumbuhan laba bersih lebih dari 200% secara kuartalan menjadi Rp1,23 triliun pada sepanjang tiga bulan pertama 2025.

Pertumbuhan ciamik ini terjadi berkat pemulihan stok kuatal sebelumnya dan ada perbaikan bisnis inti, serta mendapat katalis positif dari momentum seasonality lebaran.

UNVR mencatatkan penjualan bersih mencapai Rp9,5 triliun, tumbuh 22% qoq, tetapi masih kontraksi sekitar 6% secara tahunan.

Meski begitu, dari rasio profitabilitas UNVR menunjukkan adanya perbaikan. Marjin laba sebelum pajak tercatat sebesar 16,8% atau meningkat 1.054 basis poin dibandingkan kuartal IV-2024 dan terkoreksi 161 basis poin dibandingkan tahun lalu.

Sedangkan marjin kotor meningkat sebesar 365 basis poin dari kuartal IV-2024 atau terkoreksi 177 basis poin dibandingkan tahun lalu yang mencapai 48,2%.

Presiden Direktur Unilever Indonesia, Benjie Yap mengatakan meski hasil kuartal pertama masih terkoreksi dibandingkan tahun sebelumnya, UNVR berhasil mencatatkan peningkatan kuartal ke kuartal (QoQ) dalam hal pertumbuhan dan profitabilitas.

"Kinerja ini mencerminkan hasil dari inisiatif tegas dan tepat sasaran yang dilakukan Perseroan untuk mengatasi tantangan operasional. Kami telah membuat kemajuan dalam mengurangi stok pelanggan, menstabilkan harga pada kanal penjualan kami dan meningkatkan profitabilitas mitra distributor kami, serta memberikan tingkat layanan pelanggan yang lebih baik. Kemajuan ini memberikan fondasi yang kokoh untuk mendorong pertumbuhan di masa depan," ungkap Benjie, dalam keterangannya, Kamis (24/4/2025).

Lebih lanjut, Benjie menegaskan berbagai beberapa progres di UNVR. Pertama adalah membangun merek dan portofolio yang lebih kuat. Dalam hal ini, UNVR memaksimalkan potensi merek inti dengan mendorong pertumbuhan kategori dengan memperkuat merek dan portofolio.

Selanjutnya adalah menjangkau segmen atas dan bawah melalui beberapa inovasi. Di mana UNVR meluncurkan Rinso dan Glow & Lovely DermaGlow Multivitamin Cream.

Di segmen premium, peluncuran produk baru meliputi Dove Pro-Ceramide Serum Body Wash, LUX Peaceful Galaxy dan Close up White Now.
Terakhir dengan mengoptimalkan momentum penting, seperti hari raya untuk menarik lebih banyak pengguna dan meningkatkan penggunaan.

Langkah UNVR selanjutnya adalah transformasi Go-To-Market. Di mana UNVR berhasil memperluas jangkauan dan meningkatkan cakupan sekaligus mengoptimalkan kualitas cakupan langsung.

CMRY

Terakhir, ada emiten produsen susu yaitu CMRY yang turut mencetak laba ciamik sebesar Rp480 miliar pada sepanjang tiga bulan pertama tahun ini. Capaian ini melesat 32% qoq dan 24,2% yoy.

Kinerja positif ini ditopang pertumbuhan volume tanpa ada kenaikan harga. Dari sisi top line berhasil naik 2% qoq dan 12,4% yoy menjadi Rp2,43 triliun.

Dari sisi margin laba kotor tercatat melemah tipis, dari 46% jadi 44,5%, ditengarai kenaikan harga bahan baku dan depresiasi rupiah.

Meski begitu, perusahaan terus melakukan efisiensi dalam hal operasi, sehinggga NPM berhasil naik dari 15,2% menjadi 19,7%. Kenaikan ini juga didukung keuntungan kurs yang belum terealisasi sebesar Rp42 miliar, dibandingkan kuartal sebelumnya ini naik dua kali lipat.

Melihat empat emiten konsumer yang mengawali kinerja kuartal pertama tahun ini dengan ciamik, artinya sudah menjadi satu pondasi yang cukup baik untuk bertahan di kuartal-kuartal berikutnya.

Namun, tetap masih ada yang perlu diantisipasi dari risiko perlambatan ekonomi, penurunan kalangan menengah yang membuat sensitif terhadap harga semakin meningkat, ditambah daya beli masyarakat masih belum terlalu pulih.

CNBC INDONESIA RESEARCH
[email protected] 

Sanggahan : Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investor terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.

(tsn/tsn)

Read Entire Article
Kabar Sehat | Legenda | Hari Raya | Pemilu |