Mata Uang India dan Pakistan: Siapa Menang dan Kalah?

Jakarta, CNBC Indonesia - Perang yang terjadi antara India dan Pakistan ternyata berdampak kepada mata uang kedua negara tersebut yakni rupee.

Sebagai informasi, India resmi melancarkan serangan ke Pakistan, Rabu (7/5/2025). Secara rinci, India menyerang sembilan lokasi di Pakistan dan Kashmir Pakistan.

"Keadilan Ditegakkan. Jai Hind! (Kemenangan untuk India)," tulis Angkatan Darat India pada X dalam pernyataan singkat.

Pihak Islamabad di sisi lain melaporkan sedikitnya tiga orang tewas dan 12 orang terluka akibat serangan ini. Menteri Pertahanan Pakistan Khawaja Asif mengatakan kepada Geo News bahwa "warga sipil tewas, termasuk wanita dan anak-anak" dalam operasi militer India.

"India mengklaim telah menyerang kamp-kamp teroris; ini tidak benar, media internasional dapat mengunjungi tempat-tempat yang menjadi sasaran warga sipil," kata Asif dalam sebuah pernyataan.

Rupee India & Pakistan Tertekan

Dilansir dari Refinitiv, nilai tukar rupee India mengalami penurunan harian terbesar dalam sebulan terakhir pada Rabu, 7 Mei 2025, setelah meningkatnya ketegangan geopolitik akibat serangan udara India terhadap wilayah Pakistan.

Serangan udara India menargetkan sembilan lokasi yang disebut sebagai markas kelompok militan di Pakistan. Serangan ini dilakukan sebagai balasan atas insiden serangan mematikan di Kashmir India yang menewaskan 26 orang. Menanggapi hal tersebut, Pakistan mengklaim telah menembak jatuh lima pesawat tempur India, memperburuk situasi dan menciptakan krisis bilateral terburuk dalam lebih dari dua dekade.

Ketegangan ini turut memengaruhi pasar keuangan lebih luas. Mata uang lain di Asia, termasuk yuan China dan rupiah Indonesia, juga ikut tertekan.

Rupee India terdepresiasi sebesar 0,48% pada 7 Mei dan 0,96% pada 8 Mei 2025 terhadap dolar AS. Lebih lanjut, pagi hari ini, rupee India kembali tertekan sebesar 0,39%.

Sementara rupee Pakistan juga mengalami pelemahan pada 8 Mei 2025 sebesar 0,39%.

Tekanan yang terjadi pada rupee India kelihatannya akan kembali terjadi di tengah meluasnya konflik antara India dan Pakistan yang dapat memicu peningkatan aktivitas lindung nilai dan spekulasi.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

(rev/rev)