Menag Sebut Suasana Ramadan Terindah Ada di Indonesia, Alasannya?

6 hours ago 4

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Agama Nasaruddin Umar mengatakan bahwa suasana Ramadan yang paling indah ada di Indonesia.

Seperti diketahui, umat Islam ada di berbagai belahan dunia. Mereka juga menjalankan puasa Ramadan, tapi suasana terindah menurut Menag ada di Indonesia.

“Nah inilah bulan Ramadan, yang paling indah di Indonesia ya, karena toleransinya benar-benar terwujud,” kata Menag ketika berkunjung ke Gedung Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat, Jakarta, pada Selasa 11 Maret 2025.

Menurutnya, toleransi beragama selama bulan Ramadan benar terasa adanya. Bagi umat beragama di luar Islam, mereka sangat menghormati umat Islam yang sedang menjalankan ibadah puasa.

“Pada bulan Ramadan, tidak ada restoran yang terbuka lebar atau orang merokok dan makan di tempat terbuka. Bahkan, beberapa hotel dan restoran didesain sedemikian rupa bernuansakan bulan Ramadan,” ujarnya.

Selain itu, syiar-syiar Islam selama bulan Ramadan juga meningkat. Beberapa stasiun televisi selama 24 jam aktif menayangkan siaran keislaman.

Toleransi semacam itulah, kata dia, yang tidak dapat dijumpai pada bulan Ramadan di luar negeri, “Maka itu, Indonesia itu betul-betul adalah surga bagi bulan Ramadan,” ungkapnya.

Pendapat ini disampaikan langsung oleh Nasruddin Umar saat melakukan kunjungan ke Gedung MUI. Kunjungan ini didampingi oleh dirjen bimbingan masyarakat Islam dan staf khusus menteri agama.

Kedatangannya pada Selasa (11/3) dilakukan dalam rangka silaturrahim dan meminta masukan kepada jajaran pimpinan MUI yang selama ini menjadi mitra pemerintah (shodiqul hukumah).

“Karena bagi kami, pengurus MUI itu adalah orangtua kami, senior kami, tempat untuk memperoleh wejangan,” ucap Nasaruddin Umar.

Pasar benhil Jakarta Pusat tentunya sudah tidak asing lagi bagi masyarakat jakarta, Ragam jajanan khas berbuka puasa tersaji dengan berbagai

Promosi 1

Toleransi Agama di Indonesia Saat Ramadan

Ramadan memang menjadi bulan yang dinantikan masyarakat Indonesia. Tidak hanya oleh warga Muslim, kedatangan Ramadan juga dinantikan oleh warga yang beragama di luar Islam.

Bahkan, ada istilah ‘war takjil’ yang mewarnai kebersamaan dan toleransi beragama di Tanah Air.

Istilah 'war takjil' sudah menjadi tren di Indonesia sejak Ramadan 2024. Meski disebut war, tapi tren ini bukan berarti perang. Alih-alih memiliki konotasi negatif, war takjil lebih mengarah pada kerukunan antar umat beragama di Indonesia.

Seperti diketahui, setiap memasuki bulan suci Ramadan, sebagian warga mencoba peruntungan untuk berdagang takjil atau kudapan untuk berbuka puasa. Makanan yang beragam dengan rasa lezat dan harga murah nyatanya tak hanya jadi incaran warga Muslim yang menjalankan puasa, tapi juga non Islam (nonis) atau warga yang tidak beragama Islam.

Tahun lalu, tren ini mulai ramai dibuat parodi di TikTok termasuk oleh para TikToker kenamaan. Hal ini menjadi hiburan tersendiri sekaligus menambah rasa kerukunan di Indonesia.

"Di mana-mana lagi rame banget war takjil antara yang puasa sama non Islam. Dan sumpah enggak tahu kenapa tren war takjil ini benar-benar bikin hati adem dan ngerasa dekat aja satu sama lain. Kebetulan gua juga kerja di lingkungan yang orang Islamnya itu paling lima persen dari total karyawan, tapi soal urusan takjil mereka bener-bener paling terdepan," kata TikToker @laskar___ dalam videonya.

Firman Allah Soal Kerukunan Antar Umat Beragama

Fenomena war takjil nonis menjadi penanda bahwa kerukunan antar umat beragama di Indonesia masih terjalin dengan baik. Sebagaimana Al-Quran mengajarkan pentingnya hidup berdampingan secara damai dengan penganut agama lain.

Terkait kerukunan antar umat beragama, Allah berfirman dalam surat Al-Mumtahanah ayat 8. Dalam surat ini umat Islam diperintahkan untuk berbuat baik dan berlaku adil kepada orang-orang non Islam.  

لَا يَنْهٰىكُمُ اللّٰهُ عَنِ الَّذِيْنَ لَمْ يُقَاتِلُوْكُمْ فِى الدِّيْنِ وَلَمْ يُخْرِجُوْكُمْ مِّنْ دِيَارِكُمْ اَنْ تَبَرُّوْهُمْ وَتُقْسِطُوْٓا اِلَيْهِمْۗ اِنَّ اللّٰهَ يُحِبُّ الْمُقْسِطِيْنَ 

Artinya:

"Allah tidak melarang kamu berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tidak memerangimu dalam urusan agama dan tidak mengusir kamu dari kampung halamanmu. Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berlaku adil," (QS Al-Mumtahanah: 8). 

Berbuat Adil dan Baik pada Non Muslim

Lewat ayat ini Allah tidak melarang seorang Muslim untuk bersikap adil dan bermuamalah (transaksi) dengan orang non Muslim.

"Sebaliknya, Islam mendorong untuk menjalani kehidupan sosial yang baik dan berlaku adil terhadap semua orang, terlepas dari keyakinan agama yang dianut," tulis Pegiat Kajian Islam Ustaz Zainuddin Lubis mengutip NU Online, Rabu, 27 Maret 2024.

Islam menekankan pentingnya bekerja sama dalam kehidupan yang memang membutuhkan kolaborasi demi terwujudnya kehidupan yang harmonis dan sejahtera. 

Berbuat baik dan berlaku adil kepada non Muslim sempat dipraktikkan langsung oleh Nabi Muhammad SAW.

Dalam riwayat, Nabi SAW senantiasa berbuat baik kepada tetangga, bahkan kepada tetangganya yang non-Muslim.

Nabi SAW selalu menyapa mereka dengan ramah, membantu mereka yang membutuhkan, dan terkadang bermuamalah dengan kaum non Muslim.

Read Entire Article
Kabar Sehat | Legenda | Hari Raya | Pemilu |