Jakarta, CNBC Indonesia - Diam-diam, Indonesia menjadi eksportir minyak atsiri terbesar ke-8 di dunia dengan nilai ekspor mencapai US$ 259,54 juta pada tahun 2024. Dalam lima tahun terakhir, kinerja ekspor-impor Indonesia cenderung fluktuatif dengan nilai ekspor paling tinggi pada tahun 2024.
Minyak atsiri biasa digunakan untuk produk parfum, aromaterapi hingga produk kecantikan.
"Tujuan utama ekspor minyak Atsiri Indonesia selama periode tahun 2019 - 2024 adalah negara India, Amerika serikat, China, Singapura, dan Perancis," kata Wakil Menteri Perindustrian Faisol Riza dalam Pre Event Aromatik Indofest 2025 di Kemenperin Jumat (23/5/2025).
India menjadi tujuan terbesar ekspor produk atsiri Indonesia dengan nilai 21,55%, disusul Amerika Serikat dengan 17,44%, China dengan 9,12%, Singapura 8,59% serta Perancis sebesar 8,56%.
Namun nilai ekspor minyak Atsiri Indonesia masih kalah dari ekspor negara lain seperti India yang pada 2024 mencatatkan US$911,98 juta, disusul Amerika Serikat sebesar US$751,83 juta, Brasil US$583,39 juta, serta Perancis US$533,41 juta.
Foto: Wamenperin Faisol Riza dan Dirjen Agro Putu Juli Ardika dalam Pre Event Aromatik Indofest 2025 di Kemenperin Jumat (23/5/2025). (CNBC Indonesia/Ferry Sandi)
Wamenperin Faisol Riza dan Dirjen Agro Putu Juli Ardika dalam Pre Event Aromatik Indofest 2025 di Kemenperin Jumat (23/5/2025). (CNBC Indonesia/Ferry Sandi)
"Beberapa tantangan industri yang tengah kita hadapi antara lain keterbatasan ketersediaan bahan baku yang berkelanjutan, terbatasnya akses ke pasar global, kurangnya diversifikasi produk hilir, serta keterbatasan teknologi produksi dan pengolahan," kata Faisol.
Untuk itu, diperlukan sinergi yang kuat antara pemerintah, pelaku industri, dunia pendidikan, dan masyarakat, guna membangun industri atsiri yang bisa bersaing di tingkat global.
"Pengembangan industri minyak atsiri melalui pembentukan Pusat Flavor and Fragrance (PFF) di Bali dan Sumatera Barat sebagai upaya mendorong pengembangan industri hilir," sebut Faisol.
Sementara itu Direktur Jenderal Industri Agro Kemenperin Putu Juli Ardika mengungkapkan bahwa Indonesia merupakan salah satu negara penghasil minyak atsiri terbesar di dunia dan memiliki kekayaan biodiversitas flora atsiri yang mencapai 97 jenis tanaman.
Dari jumlah tersebut, baru 25 jenis yang telah dimanfaatkan secara komersial, seperti nilam, cengkeh, sereh wangi, kayu putih, pala, dan lainnya.
"Potensi alam yang besar ini masih menyisakan ruang yang sangat besar untuk eksplorasi, hilirisasi, dan inovasi produk, khususnya dalam bentuk wewangian, aromaterapi, kosmetik, hingga bahan baku farmasi dan pangan," sebut Putu.
(fys/wur)
Saksikan video di bawah ini:
Video: India-Pakistan Memanas, Awas Indonesia Kena Imbas
Next Article Menperin Khawatir Dengar Kondisi Sritex, Minta ke Kurator Ini