Niat Sholat Idul Fitri Arab, Latin dan Lengkap dengan Tata Caranya

2 days ago 7

Liputan6.com, Jakarta - Setelah sebulan penuh menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadan, umat Muslim merayakan kemenangan dengan Hari Raya Idul Fitri.

Salah satu ibadah utama dalam perayaan ini adalah sholat Idul Fitri atau sholat Ied, yang memiliki makna mendalam sebagai bentuk syukur atas keberhasilan menjalankan ibadah puasa.

Sholat Idul Fitri termasuk dalam kategori sunah muakkad, yang artinya sangat dianjurkan dan memiliki hukum yang hampir setara dengan sholat wajib seperti sholat Idul Adha dan sholat witir.

Meskipun sangat dianjurkan untuk dilakukan berjemaah di masjid, sholat Idul Fitri tetap boleh dilaksanakan secara individu jika ada alasan tertentu yang menghalangi untuk berjemaah.

Sholat Idul Fitri biasanya dilakukan pada pagi hari, dimulai sejak terbitnya matahari hingga masuk waktu zuhur. Sebaiknya, umat Muslim mengerjakan sholat ini di awal waktu agar dapat merasakan keberkahan hari raya dengan maksimal.

Niat sholat Idul Fitri

أُصَلِّي سُنَّةً لعِيْدِ اْلفِطْرِ رَكْعَتَيْنِ (مَأْمُوْمًا/إِمَامًا) لِلّٰهِ تَعَــالَى

Ushalli sunnatan li ‘idil fithri rak ‘ataini imaman lillahi ta’alaa.

Artinya,

“Aku niat sholat sunat Idul Fitri dua rakaat menjadi imam karena Allah Ta’ala.”

  • Niat sholat Idul Fitri untuk makmum:

أُصَلِّي سُنَّةً لعِيْدِ اْلفِطْرِ رَكْعَتَيْنِ (مَأْمُوْمًا/إِمَامًا) لِلّٰهِ تَعَــالَى 

Ushalli sunnatan li ‘idil fithri rak ‘ataini makmuuman lillahi ta’ala. 

Artinya,

“Aku niat sholat sunat Idul Fitri dua rakaat menjadi makmum karena Allah Ta’ala.”

  • Niat sholat Idul Fitri sendiri:

أُصَلِّي سُنَّةً لعِيْدِ اْلفِطْرِ رَكْعَتَيْنِ (مَأْمُوْمًا/إِمَامًا) لِلّٰهِ تَعَــالَى

Ushalli sunnatan li ‘idil fithri rak ‘ataini lillahi ta’alaa.

Artinya,

“Aku niat sholat sunat Idul Fitri dua rakaat karena Allah Ta’ala.”

Kepadatan arus mudik Lebaran 2025 terpantau di Tol Cipali wilayah hukum Polda Jawa Barat. Imbas kemacetan pun hampir menyentuh Tol Cikatama sehingga rekayasa lalu lintas one way pun tengah disiapkan.

Promosi 1

Tata Cara Sholat Idul Fitri

Berikut tata cara sholat Idul Fitri, seperti melansir dari Nu Online, Jumat (28/3/2025):

1. Pertama-tama membaca niat sholat Idul Fitri

2. Lalu takbiratul ihram sebagaimana sholat biasa. Setelah membaca doa iftitah, disunnahkan takbir lagi hingga tujuh kali untuk rakaat pertama. Di sela-sela tiap takbir itu dianjurkan membaca: 

اللهُ أَكْبَرُ كَبِيرًا، وَالْحَمْدُ لِلّٰهِ كَثِيرًا، وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيلًا

Artinya,

“Allah Maha Besar dengan segala kebesaran, segala puji bagi Allah dengan pujian yang banyak, Maha Suci Allah, baik waktu pagi dan petang.”

Atau boleh juga membaca:

سُبْحَانَ اللهِ وَالْحَمْدُ لِلّٰهِ وَلاَ إِلٰهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ

Artinya,

“Maha Suci Allah, segala puji bagi Allah, tiada tuhan selain Allah, Allah maha besar.”

3. Selanjutnya membaca surat Al-Fatihah. Setelah melaksanakan rukun ini, dianjurkan membaca Surat al-A'lâ. Berlanjut ke ruku, sujud, duduk di antara dua sujud, dan seterusnya hingga berdiri lagi seperti sholat biasa.

Tata Cara Sholat Idul Fitri Selanjutnya

4. Dalam posisi berdiri kembali pada rakaat kedua, takbir lagi sebanyak lima kali seraya mengangkat tangan dan melafalkan “allâhu akbar” seperti sebelumnya. Di antara takbir-takbir itu, lafalkan kembali bacaan sebagaimana dijelaskan pada poin kedua. Kemudian baca surat Al-Fatihah, lalu surat Al-Ghâsyiyah. Berlanjut ke ruku, sujud dan seterusnya hingga salam.

Hukum takbir tambahan (lima kali pada pada rakaat kedua atau tujuh kali pada rakaat pertama) ini sunah sehingga apabila terjadi kelupaan mengerjakannya, tidak sampai menggugurkan keabsahan sholat id.

5. Setelah salam, jamaah tak disarankan buru-buru pulang, melainkan mendengarkan khutbah Idul Fitri terlebih dahulu hingga rampung. Kecuali bila sholat Id ditunaikan tidak secara berjamaah.

Hadits Ubaidullah bin Abdullah bin Utbah mengungkapkan:

السنة أن يخطب الإمام في العيدين خطبتين يفصل بينهما بجلوس

“Sunnah seorang Imam berkhutbah dua kali pada shalat hari raya (Idul Fitri dan Idul Adha), dan memisahkan kedua khutbah dengan duduk.” (HR Asy-Syafi’i)

Read Entire Article
Kabar Sehat | Legenda | Hari Raya | Pemilu |