Perang Dagang Trump Banyak Makan Korban, Mendag Ungkap Nasib RI Begini

3 days ago 4

Jakarta, CNBC Indonesia - Kebijakan tarif yang diberlakukan Amerika Serikat (AS) terhadap negara lainnya semakin memanas, dan membawa dampak besar bagi perekonomian global. Namun, Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso optimis Indonesia tidak akan menjadi target kebijakan proteksionis Presiden AS, Donald Trump. Keyakinan ini didasarkan pada hubungan dagang yang tetap dijaga dengan baik serta langkah mitigasi yang sudah dipersiapkan.

Budi mengatakan, pihaknya baru saja mengadakan pertemuan dengan Duta Besar AS untuk Indonesia, Kamala Shirin Lakhdir di kantornya hari ini, Jumat (7/3/2025) pagi. Dalam pertemuan tersebut, katanya, dia dan Kamala telah sepakat untuk tetap menjaga hubungan baik. Budi juga secara khusus telah meminta untuk menjaga agar jangan sampai ada isu-isu negatif tentang Indonesia, baik dari sisi investasi maupun perdagangan.

"Tadi kami sudah berdiskusi panjang lebar dengan Dubes AS. Kita itu kan komunikasi dengan AS mungkin tidak se-efektif komunikasi kita misalnya dengan Jepang atau negara ASEAN ya, sehingga kami tadi sampaikan, jangan sampai ada isu-isu negatif tentang Indonesia, tentang investasi, tentang perdagangan," kata Budi saat ditemui di kantor Kemendag.

Dia pun menegaskan pentingnya menjaga surplus perdagangan Indonesia dengan AS, yang saat ini mencapai US$14,3 miliar. Angka itu menjadi yang tertinggi kedua setelah India yang mencatatkan surplus sebesar US$14,6 miliar.

TrumpFoto: CNBC Indonesia
Trump

"Jadi prinsipnya gini ya, kita itu harus melakukan mitigasi terhadap kebijakan Trump. Kita itu kan surplus perdagangannya ke AS kan US$14,3 miliar, surplus kedua itu setelah India. Sehingga kita harus jaga pasar itu," ujarnya.

Adapun salah satu strategi yang dilakukan adalah menjaga agar kebijakan perdagangan Indonesia tetap kondusif bagi investasi dan perdagangan dengan AS. "Caranya gimana? Pasar Amerika yang masuk ke Indonesia harus dijaga. Jangan kita juga bikin kebijakan yang tidak bagus buat mereka. Sehingga produk-produk kita, akses pasar kita yang ke sana juga tidak digantung," lanjutnya.

Selain itu, Budi juga menyoroti perlunya komunikasi yang lebih efektif dengan AS, mengingat saat ini hubungan komunikasi dengan negara tersebut dinilai belum seefektif dengan Jepang atau negara ASEAN. Oleh karena itu, dalam waktu dekat akan diadakan pertemuan bisnis antara pelaku usaha Indonesia dan Amerika Serikat guna memastikan tidak ada isu-isu negatif yang beredar tentang iklim investasi dan perdagangan di Indonesia.

"Dalam waktu dekat akan diadakan pertemuan bisnis dengan pelaku usaha Indonesia dan Amerika, biar ada persamaan persepsi. Kalau bisnis di Indonesia itu bagus, nggak ada masalah," sebut dia.

Di sisi lain, ketika ditanya mengenai kemungkinan perluasan impor pasar dari China, Budi menegaskan bahwa Indonesia tetap akan menjaga keseimbangan pasar dalam negeri. Ia menyoroti besarnya defisit perdagangan Indonesia dengan China, sehingga upaya menjaga agar pasar domestik tidak dibanjiri produk asing tetap menjadi prioritas.

"Engga lah, kita tetap harus jaga pasar dalam negeri ya. Kita gak mau juga ada serbuan-serbuan produk asing. Apalagi defisit kita kan besar sama Cina," tegasnya.


(wur)

Saksikan video di bawah ini:

Video : Kemendag Sita 1,25 Juta Kg Baja Tak Sesuai SNI

Next Article Zulhas Serahkan Jabatan Mendag ke PNS Kemendag Budi Santoso

Read Entire Article
Kabar Sehat | Legenda | Hari Raya | Pemilu |