Perang Gangster Meletus, Puluhan Tewas-Negara Tetapkan Status Darurat

3 days ago 7

Jakarta, CNBC Indonesia - Kekerasan antargeng narkoba pecah di Guayaquil, kota pelabuhan yang selama ini dikenal sebagai pusat perdagangan di Ekuador.

Pertempuran sengit antara faksi-faksi yang berseteru dalam geng kriminal Los Tigerones pada Kamis (6/3/2025) menyebabkan sedikitnya 22 orang tewas dan tiga lainnya luka-luka.

Insiden ini merupakan bagian dari gelombang kekerasan yang terus meningkat di negara tersebut, yang dalam beberapa tahun terakhir telah berubah dari negara yang relatif damai menjadi zona konflik bagi kartel-kartel narkoba transnasional. Kepolisian Ekuador dalam pernyataannya menegaskan bahwa jumlah korban jiwa dalam peristiwa ini bertambah dari laporan awal yang menyebutkan 12 orang tewas.

Sumber kepolisian yang dikutip oleh AFP mengungkapkan bahwa pertempuran tersebut melibatkan dua faksi yang berseteru dalam geng Los Tigerones, salah satu kelompok kriminal paling kuat di Ekuador.

Geng ini, bersama sekitar 20 kelompok kriminal lainnya, terlibat dalam perdagangan narkoba, penculikan, dan pemerasan, yang makin memperburuk situasi keamanan di negara tersebut.

Sebagai negara yang terimpit antara dua produsen kokain terbesar di dunia, yakni Peru dan Kolombia, Ekuador telah menjadi jalur utama bagi kartel internasional yang menggunakan pelabuhannya, seperti Guayaquil, untuk menyelundupkan narkoba ke Amerika Serikat dan Eropa. Maraknya aktivitas ini membuat tingkat kejahatan di negara berpenduduk 18 juta jiwa tersebut melonjak drastis.

Statistik menunjukkan bahwa angka pembunuhan di Ekuador meningkat tajam dalam beberapa tahun terakhir. Jika pada 2018 tingkat pembunuhan berada pada angka enam per 100.000 penduduk, angka tersebut melonjak hingga 47 per 100.000 penduduk pada 2023. Para pakar menyatakan bahwa geng-geng ini terus berkembang, baik dalam jumlah anggota maupun dalam kekuatan finansial, berkat keuntungan besar yang diperoleh dari aktivitas kriminal mereka.

Dalam upaya untuk mengendalikan situasi yang makin tidak terkendali, pemerintah telah menerapkan status darurat di tujuh provinsi, termasuk Guayas, yang merupakan lokasi Guayaquil. Keadaan darurat ini telah berlangsung selama dua bulan sebagai bagian dari strategi pemerintah untuk memberantas jaringan kriminal yang semakin merajalela.

Presiden Daniel Noboa, yang sedang berjuang menegakkan stabilitas di tengah situasi genting ini, bulan lalu mengumumkan rencananya untuk meminta bantuan dari negara-negara sekutu guna mengirim pasukan khusus dalam menghadapi geng-geng bersenjata.

Namun, rincian mengenai negara mana yang akan membantu dan bentuk bantuan seperti apa yang akan diberikan masih belum dijelaskan lebih lanjut.

Kekerasan yang terjadi ini juga bertepatan dengan persiapan Ekuador menghadapi putaran kedua pemilihan presiden pada 13 April mendatang, di mana Noboa akan bersaing dengan kandidat sayap kiri, Luisa Gonzalez.

Kondisi keamanan yang tidak stabil diperkirakan akan menjadi salah satu isu utama dalam kampanye dan debat pemilu.


(luc/luc)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Ekonomi China Kian Merana

Next Article Eks Presiden Tetangga RI Bayar Polisi Khusus Bunuh Tersangka Narkoba

Read Entire Article
Kabar Sehat | Legenda | Hari Raya | Pemilu |