Perundingan Damai Gagal, Dua Negara Muslim Ini Terancam Perang Lagi

3 hours ago 1

Jakarta, CNBC Indonesia - Perundingan damai putaran kedua antara Afghanistan yang dikuasai Taliban dan Pakistan, yang digelar di Istanbul, Turki, Selasa (28/10/2025) berakhir tanpa kemajuan signifikan. Pejabat dari kedua belah pihak gagal mencapai kesepakatan mengenai kerangka kerja permanen untuk perdamaian dan keamanan perbatasan.

Kementerian Luar Negeri Pakistan dan perwakilan Taliban belum merilis pernyataan resmi segera setelah pembicaraan berakhir, tetapi sumber-sumber yang terlibat dalam negosiasi mengonfirmasi kepada The Associated Press bahwa tidak ada terobosan yang dicapai.

Perundingan tersebut diliputi oleh ketegangan besar. Pakistan menuduh penguasa Taliban di Afghanistan gagal mengendalikan kelompok-kelompok militan yang melancarkan serangan lintas batas.

Sebaliknya, delegasi Taliban, yang dipimpin oleh Wakil Menteri Dalam Negeri Haji Najib, telah mengajukan draf perjanjian yang menuntut agar Pakistan tidak melanggar wilayah dan ruang udara Afghanistan.

"Kami juga menuntut agar Pakistan tidak mengizinkan kelompok anti-Afghanistan atau oposisi mana pun menggunakan wilayah Pakistan untuk melawan negara kami," kata Taliban.

Meskipun demikian, kedua belah pihak sempat menunjukkan sedikit kemajuan dengan menyatakan kesiapan untuk membentuk "saluran empat pihak untuk memantau perjanjian gencatan senjata" dan bertukar informasi mengenai pelanggaran.

Kegagalan untuk mencapai kerangka kerja perdamaian yang berkelanjutan ini merupakan pukulan diplomatik. Pembicaraan ini sebelumnya mendapat dorongan dari Presiden AS Donald Trump, yang pada akhir pekan lalu sesumbar dapat menyelesaikan krisis Afghanistan-Pakistan "dengan sangat cepat."

Konflik keamanan yang pahit antara Afghanistan dan Pakistan telah memburuk sejak Taliban mengambil alih Kabul pada Agustus 2021. Pakistan menuduh Taliban menyediakan tempat aman bagi kelompok-kelompok bersenjata yang menyerang wilayah Pakistan.

Bentrokan di perbatasan, termasuk serangan udara Pakistan di wilayah Afghanistan sebagai balasan, telah menewaskan puluhan orang dan melukai ratusan lainnya dalam beberapa bulan terakhir, sehingga memicu krisis keamanan yang semakin parah.

Perbedaan utama yang menjadi akar masalah adalah masalah perbatasan yang sensitif dan telah lama disengketakan, yang dikenal sebagai Garis Durand. Afghanistan secara historis tidak mengakui garis batas yang ditetapkan era kolonial tersebut, sementara Pakistan menganggapnya sebagai perbatasan internasional yang sah. Taliban sendiri secara ideologis menolak untuk mengakui garis perbatasan tersebut.

Selain itu, ketegangan diperparah oleh kebijakan keamanan timbal balik, di mana masing-masing pihak saling menuduh melakukan agresi. Taliban menuding Islamabad melanggar kedaulatan Afghanistan melalui serangan udara, sedangkan Pakistan bersikeras bahwa mereka hanya merespons serangan lintas batas dari tanah Afghanistan. 


(tps/luc)
[Gambas:Video CNBC]

Next Article Rusia Resmi Akui Taliban Pemerintah Afghanistan, China Respons

Read Entire Article
Kabar Sehat | Legenda | Hari Raya | Pemilu |