Raksasa NATO Diguncang Upaya Kudeta-Perang Saudara, Ini Pelakunya

3 days ago 3
Daftar Isi

Jakarta, CNBC Indonesia - Pengadilan Jerman menjatuhkan hukuman penjara kepada lima anggota kelompok ekstremis yang terkait dengan gerakan Reichsbürger (Warga Reich) atas rencana kudeta dan penculikan Menteri Kesehatan Karl Lauterbach.

Para terdakwa, yang tergabung dalam kelompok United Patriots, menerima hukuman bervariasi antara 5 tahun 9 bulan hingga 8 tahun penjara dalam putusan yang dibacakan oleh Pengadilan Tinggi Koblenz pada Kamis (6/3/2025). Seorang terdakwa lainnya dijatuhi hukuman 2 tahun 10 bulan penjara, sebagaimana dilaporkan oleh kantor berita Jerman, dpa.

Kasus ini merupakan salah satu dari beberapa persidangan yang menargetkan gerakan sayap kanan di negara NATO tersebut, yang dikenal sebagai kelompok yang menganut teori konspirasi dan menolak legitimasi negara Jerman modern.

Dalam sidang, terungkap bahwa para terdakwa telah menyusun rencana penculikan Karl Lauterbach, seorang menteri dari Partai Sosial Demokrat (SPD) yang sering menjadi sasaran kritik para penentang kebijakan pembatasan Covid-19. Mereka juga siap membunuh pengawal pribadi Lauterbach jika diperlukan.

Setelah putusan dijatuhkan, Lauterbach menyampaikan apresiasi kepada aparat penegak hukum.

"Saya berterima kasih kepada kepolisian dan pengadilan karena telah mengungkap serta menghukum rencana kejahatan ini," ujarnya, dilansir dari The Guardian.

Rencana Kudeta dan Sabotase

Bukti yang diungkap dalam pengadilan menunjukkan bahwa para anggota United Patriots telah merancang rencana kudeta sejak Januari 2022. Tujuan mereka adalah menciptakan kondisi yang memicu perang saudara di Jerman melalui kekerasan untuk merebut kekuasaan negara.

Salah satu strategi utama yang mereka rancang adalah sabotase terhadap jaringan listrik nasional, yang mereka namai operasi "Silent Night." Para pelaku berharap bahwa dalam kekacauan yang terjadi, mereka akan mendapatkan dukungan dari anggota pasukan keamanan yang tidak puas terhadap pemerintahan.

Kelompok Reichsbürger, yang menjadi inspirasi mereka, meyakini bahwa Kekaisaran Jerman yang runtuh pada 1918 masih secara sah berdiri dan bahwa pemerintahan Jerman saat ini tidak memiliki keabsahan hukum. Gerakan ini telah lama berada di bawah pengawasan pemerintah Jerman karena kecenderungan ekstremisnya.

Selain kasus di Koblenz, pengadilan lain di Düsseldorf, Frankfurt, Hamburg, München, dan Stuttgart juga menangani kasus serupa yang melibatkan anggota kelompok ekstremis sayap kanan. Beberapa kasus telah berujung pada vonis hukuman, sementara lainnya masih dalam proses persidangan.

Tokoh Bangsawan dan Pengaruh QAnon

Gerakan ekstremis ini mendapat pengaruh dari berbagai ideologi, termasuk teori konspirasi global seperti QAnon. Salah satu tokoh utama yang menjadi pemimpin kelompok ini adalah seorang bangsawan kecil dan pengusaha, Heinrich XIII Pangeran Reuss.

Para anggota kelompok ini diyakini terinspirasi oleh retorika QAnon yang menyebarkan narasi tentang konspirasi global yang mengendalikan pemerintahan di berbagai negara.

Dalam persidangan, pengadilan Koblenz juga menemukan dua dari terdakwa utama bersalah atas kepemilikan senjata ilegal, sementara satu terdakwa lainnya dinyatakan bersalah karena merencanakan tindakan kekerasan serius yang mengancam keamanan negara.

Para pria dalam kelompok ini ditangkap pada April 2022, sementara satu terdakwa perempuan ditangkap pada Oktober di tahun yang sama. Proses persidangan dimulai pada Mei 2023.

Selain itu, pada April 2023, jaksa Jerman mengumumkan bahwa mereka telah mendakwa seorang tersangka keenam yang diduga turut terlibat dalam rencana penculikan tersebut.

Reaksi Pemerintah Jerman

Menteri Dalam Negeri Jerman, Nancy Faeser, menyoroti ancaman besar yang dihadirkan oleh kelompok ini.

"Penyelidikan terhadap kelompok teroris ini telah mengungkap sesuatu yang sangat mengkhawatirkan. Rencana kudeta, serangan terhadap infrastruktur listrik, penculikan Menteri Kesehatan Karl Lauterbach, serta rencana pembunuhan pengawalnya menunjukkan bahwa ancaman ini sangat nyata," kata Faeser.

Ia menambahkan bahwa pihak keamanan Jerman akan terus mengambil langkah serius dalam menangani ancaman dari gerakan Reichsbürger.

"Kami tidak akan membiarkan demokrasi kami dirusak oleh kelompok-kelompok ekstremis. Keamanan negara adalah prioritas utama," tegasnya.


(luc/luc)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Perang Saudara Masih Acak-acak Negara Suriah

Next Article Perang Saudara di Tetangga RI Menggila, Negara Terancam Malapetaka

Read Entire Article
Kabar Sehat | Legenda | Hari Raya | Pemilu |