Jakarta, CNBC Indonesia - Maskapai penerbangan asal Amerika Serikat (AS), Alaska Airlines, memulihkan operasinya pada Jumat (24/10/2025) waktu setempat setelah sempat mengalami gangguan sistem teknologi informasi (TI) yang menyebabkan penghentian seluruh penerbangan di berbagai bandara serta pembatalan lebih dari 229 penerbangan.
"Kami berupaya mengembalikan operasi kami ke jalur secepat dan seaman mungkin," kata pernyataan resmi Alaska Airlines, seperti dikutip Reuters. Maskapai itu juga memperingatkan kemungkinan gangguan penerbangan lanjutan selama proses pemulihan berlangsung.
Gangguan teknologi tersebut turut memengaruhi Horizon Air, anak perusahaan Alaska Airlines. Menurut Administrasi Penerbangan Federal (FAA), penghentian sementara dimulai Kamis malam dan baru dihentikan pada pukul 23.30 waktu setempat pada Jumat.
Hingga kini, maskapai belum mengungkapkan penyebab pasti gangguan tersebut. "Sayangnya, kami mengalami kesalahan pada sistem kami, tetapi tim TI kami sedang berupaya menyelesaikan masalah ini sesegera mungkin," tulis perusahaan itu menanggapi keluhan pengguna di platform X.
Alaska Air Group, induk perusahaan Alaska Airlines, melaporkan pendapatan kuartal ketiga sebesar US$3,77 miliar atau sekitar Rp61,6 triliun pada Kamis malam. Pendapatan ini naik 23% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Namun, perusahaan menunda panggilan pendapatannya yang semula dijadwalkan pada 24 Oktober 2025, agar tim bisa fokus pada dukungan pelanggan dan pemulihan operasional.
Ini bukan pertama kalinya Alaska Airlines mengalami gangguan sistem. Pada Juli lalu, maskapai juga sempat menghentikan semua penerbangan selama sekitar tiga jam akibat pemadaman TI serupa.
(fab/fab)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article RI-Korsel Bersatu Genjot Talenta Digital Indonesia, Ini Kata Nezar

3 hours ago
1
















































