loading...
Deretan perusahaan Barat yang pergi meninggalkan Rusia, tidak akan diizinkan untuk membeli kembali bisnis yang mereka tinggalkan. Foto/Dok
JAKARTA - Deretan perusahaan Barat yang pergi meninggalkan Rusia , tidak akan diizinkan untuk membeli kembali bisnis yang mereka tinggalkan. Tercatat, ratusan perusahaan Barat telah keluar dari Rusia sejak Moskow mengirim puluhan ribu tentara ke Ukraina pada Februari 2022.
Beberapa perusahaan melakukan pendekatan berbeda, dimana sebagian menjualnya, sedangkan yang lain menyerahkan operasional kepada orang lain. Lalu ada juga memilih meninggalkan seluruhnya aset perusahaan.
Brand seperti Renault, McDonald's dan Henkel, menyetujui opsi pembelian kembali saat memutuskan meninggalkan Rusia, meskipun ketentuan kesepakatan tersebut sebagian besar telah dirahasiakan.
Berbicara di forum bisnis Moskow, Presiden Vladimir Putin mengaku sudah meminta pemerintah untuk mengawasi perusahaan-perusahaan Barat yang mungkin memiliki kesepakatan pembelian kembali. Ia ingin memastikan bahwa setiap kasus dipertimbangkan dengan cermat, jika kesepakatan tersebut diaktifkan.
Putin mengatakan, dirinya menghormati pebisnis yang terus bekerja sama dengan Rusia, tetapi bagi mereka yang memiliki pandangan berbeda dan telah 'membanting pintu dengan menantang' saat keluar. Ia menegaskan, untuk perusahaan yang meninggalkan Rusia itu tidak akan diizinkan untuk membeli kembali bisnisnya, bahkan jika mereka menginginkannya.
"Perusahaan yang pergi di bawah tekanan politik domestik dan menjual aset mereka dengan harga tertentu tidak boleh diizinkan untuk membeli kembali dengan jumlah yang sama," kata Putin.
"Kita seharusnya tidak berharap untuk kebebasan perdagangan secara penuh, pembayaran dan arus modal," kata Putin.
"Kita juga tidak boleh mengandalkan mekanisme Barat untuk membela hak-hak investor dan pengusaha. Pesaing kami akan selalu ingin melemahkan dan menahan kami," ungkap Putin.
Bahkan menurutnya, jika satu pihak membuat gerakan dan menawarkan untuk mengangkat atau meringankan sesuatu, metode lain akan menyebabkan masalah bagi Rusia.