Resesi Seks Ancam Ekonomi, Jepang Ambil Jurus Baru Ini

4 hours ago 1

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah Jepang berencana mengeluarkan kebijakan baru untuk mendongkrak angka kelahiran anak -yang terus mengalami penurunan signifikan. Rencana tersebut adalah menggratiskan biaya persalinan.

Melansir Newsweek pada Senin (19/5/2025), sebuah panel pemerintah telah merekomendasikan agar persalinan digratiskan. Menurut kementerian kesehatan Jepang, langkah ini dapat mulai berlaku paling cepat pada April 2026.

Berdasarkan rencana tersebut, biaya medis terkait persalinan, yang saat ini dibayarkan oleh keluarga dan hanya sebagian diimbangi oleh tunjangan sekaligus, akan sepenuhnya ditanggung oleh asuransi kesehatan publik. Hanya operasi caesar yang saat ini ditanggung sebagai pengecualian oleh perusahaan asuransi kesehatan.

Pemerintah saat ini menyediakan 500.000 yen atau sekitar Rp56,5 juta untuk setiap kelahiran di Jepang. Namun, biaya persalinan telah meningkat dan sekarang melebihi jumlah tersebut.

Uang yang diberikan oleh pemerintah untuk biaya persalinan tidak menutupi jumlah penuh dalam sekitar 45% kasus, menurut laporan The Japan Times, mengutip data yang dikumpulkan dari Mei 2023 hingga September 2024. Jadi keluarga sering kali membayar sendiri biaya rumah sakit tambahan dan layanan nonmedis.

Biaya rata-rata nasional untuk persalinan normal pada paruh pertama tahun fiskal 2024 adalah sekitar 518.000 yen (Rp58,6 juta), menurut laporan Kementerian Kesehatan, Tenaga Kerja, dan Kesejahteraan. Angka ini naik dari sekitar 417.000 yen (Rp47,1 juta) pada tahun 2012.

Panel ahli menyarankan agar Kementerian Kesehatan menanggung penuh biaya persalinan dan menetapkan harga yang seragam di seluruh negeri.

Kementerian Kesehatan, Tenaga Kerja, dan Kesejahteraan diharapkan akan mengajukan rancangan rencana akhir tahun ini, yang menguraikan persyaratan anggaran dan logistik untuk cakupan persalinan penuh. Jika disetujui, rencana tersebut akan dimasukkan dalam anggaran nasional tahun fiskal 2026.

Kebijakan ini mencerminkan meningkatnya kekhawatiran di Jepang atas konsekuensi dari populasi yang menyusut dan menua. Tekanan ekonomi dan sosial pun meningkat akibat semakin sedikitnya warga usia muda yang memasuki dunia kerja dan meningkatnya demografi lansia.

Tahun lalu, 720.988 bayi lahir di negara tersebut, menandai penurunan angka kelahiran selama sembilan tahun berturut-turut. Angka kelahiran Jepang telah turun ke titik terendah yang belum pernah terjadi sebelumnya sejak pencatatan dimulai 125 tahun yang lalu.

Sekitar 30% dari populasi Jepang kini berusia 65 tahun atau lebih, yang memperparah tantangan demografi dan membebani ekonomi terbesar kedua di Asia tersebut saat negara tersebut bangkit dari keterpurukan selama beberapa dekade.


(tps/tps)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Q1-2025, Pertumbuhan Ekonomi Jepang Terkontraksi 0,2%

Next Article Resesi Seks Jepang Makin Ngeri, Pemerintah Tebar Rp 357 T

Read Entire Article
Kabar Sehat | Legenda | Hari Raya | Pemilu |