RI Bisa Tiru Cara China Jadi Penguasa Kapal di Dunia

3 days ago 4

Jakarta, CNBC Indonesia - Industri kapal China sangat mendominasi dunia dengan harga pembuatannya yang jauh lebih murah dibandingkan negara-negara lainnya. Hal ini patut dipelajari oleh Indonesia agar dapat mampu memproduksi kapal dengan biaya yang lebih murah.

Para pelaku usaha pelayaran di Indonesia kini mulai banyak membeli kapal dari China. Alasannya karena membeli kapal dari China bisa cepat dan harganya murah.

"Kalau umpama kita bangun terus orang pilih di China. Saya pikir nggak hanya China tapi Korea Jerman karena China termurah," ungkap Wakil Ketua Umum II Indonesian National Shipowners' Association (INSA) Darmadi GO di Indonesia Maritime Talk 2025 di Hotel The Ritz-Carlton, Selasa (25/2/2025).

Darmadi menegaskan kapal produk lokal tak bisa bersaing dengan produk buatan China. Sebab kapal buatan China terlalu murah. Bahkan industri galangan China mendapatkan 15% dari pemerintahnya kalau ada pesanan kapal dari negara lain.

Go Darmadi dalam acara Indonesia Maritime Talk 2025 di Ritz Carlton, Jakarta, Selasa (25/2/2025). (CNBC Indonesia/Tri Susilo)Foto: Go Darmadi dalam acara Indonesia Maritime Talk 2025 di Ritz Carlton, Jakarta, Selasa (25/2/2025). (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
Go Darmadi dalam acara Indonesia Maritime Talk 2025 di Ritz Carlton, Jakarta, Selasa (25/2/2025). (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Sebagai informasi yang dikutip dari globaltimes.cn, tiga indikator utama industri galangan kapal China menunjukkan tren positif sepanjang 2024, menurut data dari Kementerian Perindustrian dan Teknologi Informasi China (MIIT), menandai tahun ke-15 berturut-turut China memimpin indikator-indikator ini secara global, menurut penyiar nasional CCTV.

Dari Januari hingga Desember 2024, volume penyelesaian kapal China menyumbang 55,7% dari total global, yang berarti lebih dari setengah kapal yang dikirim secara global pada tahun lalu dibangun di China. Sementara itu, pesanan baru industri galangan kapal China mencapai 74,1% dari total global, dan pesanan yang masih dalam pengerjaan menyumbang 63,1%.

Berdasarkan data dari UN Trade and Development (UNCTAD) dan tidak termasuk kapal militer, kapal pesiar, kapal penangkap ikan, anjungan lepas pantai, dan tongkang menunjukkan bahwa negara-negara di Asia mendominasi pembuatan kapal di dunia.

China menjadi urutan pertama dengan membangun lebih dari separuh kapal dagang dunia berdasarkan tonase kotor (33 juta GT) pada tahun 2023. Ini berarti 150 kapal kontainer terbesar di dunia.

Korea Selatan (18 juta GT) dan Jepang (10 juta GT) juga merupakan pemain utama dalam industri pembuatan kapal. Jika digabungkan, ketiga negara ini menyumbang 95% dari keseluruhan industri.

Sementara dalam hal tonase kapal, China menyelesaikan 48,18 juta ton pesanan pembuatan kapal, meningkat 13,8% secara tahunan. Volume pesanan baru yang diterima mencapai 113,05 juta ton, melonjak 58,8% dari tahun sebelumnya, dan total pesanan dalam pengerjaan mencapai 208,72 juta ton, naik 49,7% dari tahun sebelumnya, menurut MIIT.

Data dari Administrasi Umum Kepabeanan China juga menunjukkan bahwa pada 2024, China mengekspor total 5.804 kapal, meningkat 25,1% dibandingkan 2023. Nilai ekspor mencapai US$43,38 miliar, meningkat 57,3% secara tahunan.

Menurut Zheng Ping, kepala analis di portal industri chineseport.cn, industri galangan kapal China telah mencapai terobosan signifikan dalam teknologi manufaktur inti dalam beberapa tahun terakhir. Dari kapal berkapasitas 24.000 TEU hingga kapal pengangkut LNG dan kapal pesiar, China kini mampu membangun hampir semua jenis kapal canggih.

Pada 2024, China menempati peringkat pertama dalam pesanan baru untuk 14 dari 18 jenis kapal utama secara global, termasuk kapal multi-guna, kapal pengangkut kendaraan, dan kapal kontainer, menurut laporan CCTV.

Selain beralih dari kuantitas ke kualitas dalam pembangunan kapal, China juga menjadi yang terdepan dalam penerapan teknologi canggih seperti bahan bakar kapal ramah lingkungan dan sistem operasi kapal cerdas, kata Zheng.

Workers are seen near a vessel under construction at a shipyard of Huanghai Shipbuilding Co in Pekerja menyelesaikan pembangunan kapal di galangan kapal Huanghai Shipbuilding Co di Weihai, Provinsi Shandong, China. REUTERS / StringerFoto: Ilustrasi, Pekerja menyelesaikan pembangunan kapal di galangan kapal Huanghai Shipbuilding Co di Weihai, Provinsi Shandong, China. REUTERS / Stringer
Workers are seen near a vessel under construction at a shipyard of Huanghai Shipbuilding Co in Pekerja menyelesaikan pembangunan kapal di galangan kapal Huanghai Shipbuilding Co di Weihai, Provinsi Shandong, China. REUTERS / Stringer

LaporanCCTV menyebut kapal berbahan bakar ramah lingkungan dari China terus meningkat di pasar global, naik dari 31,5% pada 2021 menjadi 78,5% pada 2024.

Beberapa perusahaan galangan kapal China telah mengembangkan teknologi di bidang bahan bakar hijau seperti LNG, hidrogen, dan amonia, yang memungkinkan mereka untuk mengamankan pesanan dengan cepat.

Kapal merupakan produk perwakilan sektor manufaktur karena mengintegrasikan berbagai industri seperti baja, manufaktur mesin, elektronik, dan teknologi informasi, mencerminkan transformasi dan peningkatan manufaktur China yang berkelanjutan, kata Cong Yi, profesor di Sekolah Administrasi Tianjin, kepada Global Times.

Lantas apa saja yang menjadi alasan kuat hingga akhirnya industri galangan di China dapat tumbuh hingga diminati berbagai negara di dunia?

1. Beragam Produksi

Galangan kapal China dapat membangun berbagai kapal termasuk kapal kontainer, kapal curah, kapal tanker, kapal pengangkut LNG, dan bahkan kapal pesiar besar.

2. Kemajuan Teknologi China

China telah membuat kemajuan signifikan dalam teknologi pembuatan kapal, sehingga memungkinkan mereka memproduksi kapal-kapal canggih dan berkualitas tinggi.

3. Dukungan Pemerintah

Kebijakan pemerintah China telah secara aktif mendorong pertumbuhan industri pembuatan kapal.

4. Biaya Tenaga Kerja yang Rendah

Pekerja China pada umumnya memiliki upah yang lebih rendah dibandingkan pekerja di negara maju, sehingga berdampak signifikan terhadap biaya produksi kapal secara keseluruhan.

5. Rantai Pasokan Terintegrasi

China memiliki ekosistem manufaktur yang kuat di mana semua komponen yang diperlukan untuk pembuatan kapal, seperti baja dan mesin, tersedia di dalam negeri, sehingga meminimalkan biaya transportasi dan logistik.

6. Skala Ekonomi yang Besar

Dengan industri pembuatan kapal yang besar, pabrikan China dapat memproduksi kapal dalam jumlah besar, sehingga menurunkan biaya per unit karena pembelian dalam jumlah besar dan proses produksi yang efisien.

3 Langkah China Lampaui Jepang dan Korea Selatan

Dalam beberapa tahun, China berhasil melampaui Jepang dan Korea Selatan, menjadikannya produsen kapal terbesar di dunia berdasarkan output. Peningkatan pangsa pasar global China dalam industri galangan kapal dengan memetakan total output pembangunan kapal China sebagai bagian dari output global.

Pemerintah nasional dan lokal China memberikan berbagai subsidi untuk industri galangan kapal, yang dapat dikategorikan ke dalam tiga kelompok.

Pertama, harga lahan di bawah harga pasar di wilayah pesisir, dikombinasikan dengan prosedur perizinan yang disederhanakan, berfungsi sebagai 'subsidi masuk' yang mendorong pendirian galangan kapal baru. Antara tahun 2006 dan 2008, pembangunan galangan kapal baru di China mencapai lebih dari 30 galangan kapal per tahun. Sebagai perbandingan, pada periode yang sama, Jepang dan Korea Selatan masing-masing hanya membangun sekitar satu galangan kapal baru per tahun.

Barwick et al. (2024), using data from Clarksons Research and China’s National Bureau of Statistics.Foto: Number of new shipyards
Sumber: Barwick et al. (2024), using data from Clarksons Research and China’s National Bureau of Statistics.

Kedua, pemerintah daerah mendirikan bank khusus untuk memberikan subsidi investasi kepada galangan kapal dalam bentuk pembiayaan yang menguntungkan, termasuk pinjaman jangka panjang berbunga rendah (alat kebijakan industri yang umum, seperti yang juga diterapkan di Jepang dan Korea Selatan) serta kebijakan pajak preferensial.

Barwick et al. (2024), using data from Clarksons Research and China’s National Bureau of Statistics.Foto: Investment
Sumber: Barwick et al. (2024), using data from Clarksons Research and China’s National Bureau of Statistics.

Ketiga, pemerintah China juga menerapkan subsidi produksi dalam berbagai bentuk, seperti subsidi bahan baku, kredit ekspor, dan pembiayaan bagi pembeli. Industri baja domestik yang didukung pemerintah menyediakan baja murah, yang merupakan bahan utama dalam pembangunan kapal. Selain itu, kredit ekspor dan pembiayaan pembeli melalui bank-bank yang diarahkan oleh pemerintah membuat galangan kapal China yang masih baru dan belum dikenal menjadi lebih menarik bagi pembeli global.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

(rev/rev)

Read Entire Article
Kabar Sehat | Legenda | Hari Raya | Pemilu |