Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Prabowo Subianto menyebut tak perlu ragu untuk mencontek negara tetangga untuk menghadapi tarif importasi baru Amerika Serikat. Menurutnya hal ini perlu dilakukan supaya Indonesia bisa bersaing dengan kompetitor.
"Jadi benar kita bersaing sama Vietnam, kita bersaing sama Bangladesh, kita bersaing dengan Thailand, kita bersaing sama Malaysia. Kita gak usah terlalu pintar, kalau mereka lakukan sesuatu kita perlu nyontek," kata Prabowo dalam Sarasehan Ekonomi, di Menara Mandiri, dikutip Kamis (10/4/2025).
"Gak boleh nyontek di sekolah, tapi kalau dalam kehidupan nyontek itu boleh," sambungnya.
Ia mencontohkan seorang taipan yang mengungkapkan tak malu dengan ilmu mencontek.
"Dia bilang copy with pride, gak apa - apa, kalau Vietnam berani pasang tarif 0%, kita kenapa harus berani juga dong," kata Prabowo.
Prabowo sudah menugaskan Menteri Koordinator bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, dan Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Luhut Binsar Pandjaitan untuk melakukan negosiasi, terkait tarif Trump. Salah satu strategi yang dijalankan adalah dengan menutup defisit perdagangan AS dengan Indonesia.
Prabowo menyebut cara ini adalah "pak pok" atau tidak ada pihak yang merasa dirugikan.
"Presiden ngomong Pak Pok boleh ya? Saya tawarin mereka Pak Pok, surplus kita US$ 17 miliar. Kita akan beli dari Amerika. Kita bukan negara miskin, kita bisa beli US$ 17 miliar dari Amerika," kata Prabowo.
Nantinya RI bisa melakukan importasi barang dari AS yang dibutuhkan di Indonesia seperti LPG, BBM, alat pertambangan seperti rig drilling.
"Apa yang kita butuh dari Amerika? Kita butuh LPG, 8 miliar dolar kita butuh, 9 miliar, kita butuh minyak, BBM, kita bisa import lagi, 9 miliar dolar lagi Kita butuh membuka 10 ribu sumur lama, dengan teknologi baru Jadi mungkin 3-4 item ke delay, saya kadang-kadang terlalu cepat bicara, kapas, pesawat terbang," kata Prabowo.
Sebelumnya, Ekonom dari Universitas Paramadina Wijayanto mengungkapkan mengusulkan pendekatan eye to eye approach atau saling sependapat dengan negara tetangga terkait tarif Trump.
"Vietnam punya apa, kita harus punya minimal mendekati, Vietnam tidak ada premanisme kita harus tidak ada. Vietnam tidak ada polisi di Pasar Modal, Vietnam TKDN fleksibel," kata Wijayanto.
Menurutnya perang dagang ini juga memberikan kesempatan bagi Indonesia untuk melakukan perbaikan pada iklim bisnis di dalam negeri.
(haa/haa)
Saksikan video di bawah ini:
Video: PM Thailand Lolos Dari Mosi Tidak Percaya
Next Article Ikuti Jejak RI, Vietnam Bakal Bangun Kereta Cepat Hanoi-Ho Chi Minh