Jakarta, CNBC Indonesia - Upaya Rusia untuk merebut wilayah di tepi barat Sungai Dnipro di Ukraina makin intens, meskipun mengalami banyak korban jiwa dalam prosesnya. Menurut Gubernur Kherson, Oleksandr Prokudin, pasukan Rusia terus mencoba menyeberangi sungai di empat lokasi berbeda guna memperkuat klaim mereka atas wilayah itu, salah satu dari empat teritori Ukraina yang ingin dianeksasi oleh Moskow.
"Setiap hari mereka mencoba menyeberang," kata Prokudin dalam kunjungannya ke Inggris. "Kami mendapat informasi dari intelijen bahwa seorang komandan Rusia memerintahkan pasukan untuk menyeberangi sungai dengan cara apa pun, meskipun tidak semua prajurit bersedia melakukannya," katanya, dikutip dari The Guardian, Jumat (7/3/2025).
Gubernur Kherson, yang ditunjuk langsung oleh Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, menjelaskan bahwa tujuan utama Rusia adalah merebut desa di seberang sungai agar dapat menjadikannya bagian dari negosiasi perdamaian di masa depan. Namun, hingga saat ini, upaya tersebut belum membuahkan hasil.
Prokudin menambahkan bahwa tingkat korban di pihak Rusia sangat tinggi, dengan banyak prajurit yang langsung terbunuh atau terluka dalam serangan ini.
"Pasukan Rusia sendiri menyadari bahwa ini adalah misi bunuh diri," ujarnya.
Dokumen yang ditemukan dari para tentara yang gugur menunjukkan bahwa sebagian besar merupakan rekrutan baru, sementara yang lain telah bertempur lebih dari dua tahun di Ukraina.
Pada awal perang, Rusia berhasil menguasai sebagian besar wilayah Kherson, termasuk area di kedua sisi Sungai Dnipro. Namun, pasukan mereka terpaksa mundur dari tepi barat sungai, termasuk Kota Kherson, pada November 2022 karena kesulitan logistik dalam mempertahankannya.
Kendati demikian, hanya beberapa minggu sebelum penarikan tersebut, Presiden Rusia Vladimir Putin secara sepihak mengumumkan aneksasi seluruh wilayah Kherson bersama dengan tiga wilayah lainnya, dan menyatakan penduduknya sebagai "warga negara kami selamanya."
Kherson menjadi wilayah yang sangat strategis karena terletak di muara sungai utama Ukraina. Sebelum perang, kota ini memiliki populasi sekitar satu juta orang, namun kini hanya tersisa sekitar 155.000 penduduk di wilayah yang dikuasai Ukraina. Wilayah ini terus menjadi target serangan drone dan artileri Rusia.
Ambisi Rusia Sebelum Negosiasi Perdamaian
Klaim Rusia terhadap wilayah tersebut tetap menjadi fokus utama, terutama menjelang kemungkinan negosiasi perdamaian. Ukraina sendiri telah berulang kali menegaskan bahwa mereka tidak akan secara resmi menyerahkan wilayahnya kepada Rusia. Namun, pimpinan Ukraina menyadari bahwa mereka saat ini tidak memiliki kemampuan militer untuk merebut kembali sebagian besar wilayah yang telah diduduki Rusia.
"Rusia ingin menunjukkan bahwa mereka hadir di tepi kanan sungai dan menjadikannya bagian dari negosiasi," kata Prokudin.
Ia menambahkan bahwa pertempuran ini menjadi lebih mendesak seiring dengan dimulainya berbagai pembicaraan damai. Bulan lalu, Amerika Serikat memulai diskusi langsung dengan Rusia, yang secara tidak langsung menyingkirkan Ukraina dari meja perundingan.
(luc/luc)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Trump-Putin Dituduh Bersekongkol Setop Bantuan ke Ukraina
Next Article Putin Makin Menggila, Tentara Ukraina Kabur-Rusia Terus Rebut Wilayah